Langgam.id - Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) M Isom Yusqi meminta madrasah tidak gelar kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) berisiko tinggi.
Hai ini menyikapi tragedi 11 siswa MTs Harapan Baru, Ciamis yang meninggal dalam kegiatan susur sungai di Sungai Cileuer.
"Kita semua tentu berduka dan prihatin. Peristiwa yang menimpa siswa MTs Harapan Baru harus menjadi pelajaran. Madrasah jangan gelar giat ekstrakurikuler yang berisiko tinggi, apalagi jika SOP pengamanannya belum siap," kata Isom dalam keterangannya, dikutip Senin (18/10/2021).
Menurutnya, setiap kegiatan pendidikan harus menjamin aspek kesehatan dan keselamatan siswa.
Apalagi, lanjut Isom, saat ini masih dalam kondisi pandemi covid-19, pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) dibatasi maksimal 50 persen dan kegiatan ekskul dilarang.
Ini sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
"Mungkin kita perlu sosialisasikan ulang aturan yang sudah ada agar lebih dipahami," kata dia.
Baca juga: Turun ke PPKM Level 2, Pemko Padang Tunggu Instruksi Mendagri Hari Ini
Tentang kejadian Ciamis, dia berharap tragedi itu menjadi yang terakhir.
Dia meminta Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia untuk memberi perhatian khusus terhadap aspek kesehatan dan keselamatan siswa dalam kegiatan pendidikan di madrasah.
Dikwtahui, kegiatan pramuka merupakan agenda rutin mingguan di MTs Harapan Baru.
Dilansir dari Tempo.co, diadakan program kepanduan yang mengambil tema tadabbur alam (menghayati lingkungan hidup), berupa menyusuri bantaran sungai Cileueur, Utama Ciamis, sambil membersihkan sampah.
Giat ini diikuti 145 peserta, 12 guru pembina, dan 25 senior pendamping. Mereka sebelumnya dikumpulkan di halaman madrasah untuk mendapatkan penjelasan teknis kegiatan.
Di lapangan sudah dipasang tanda-tanda dan para peserta telah diberitahu tentang rute yang akan dilalui.
Menurut keterangan pihak sekolah, pada pukul 15.00 WIB, seorang peserta terpeleset masuk ke sungai dan dengan cepat terseret ke tengah. Hal ini memicu peserta lain menceburkan diri ke sungai untuk menolong.
Namun, belasan siswa turut terseret ke tengah dan tersedot arus bawah yang deras. Saat itu guru pembina juga berusaha menolong, namun tidak semua dapat ditarik menepi.
Sebanyak 11 siswa MTs Harapan Baru tidak tertolong dan ditemukan meninggal.