Langgam.id - Masyarakat muslim di Indonesia biasanya punya berbagai kegiatan atau tradisi dalam memperingati Nuzulul Quran, yaitu hari turunnya kitab suci Alquran yang terjadi pada malam 17 Ramadan.
Seperti di Nagari Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Masyarakat di sana biasa memperingati Nuzulul Quran dengan menyembelih kambing atau biasa disebut tradisi "mambantai".
Nagari Taram memang dikenal sebagai salah satu pusat perkembangan Islam yang termasuk awal di Minangkabau, selain Ulakan dan beberapa tempat lainnya.
Itu sebabnya, banyak kegiatan keagamaan yang sudah menjadi tradisi dan menjadi keseharian bagi masyarakat Taram. Biasanya kegiatan keagamaan itu akan dilakukan di Surau Tuo Taram yang telah menjadi pusat penyebaran Islam.
Imam Surau Tuo Taram, B.Dt.Tan Simarajo Nan Bangiang mengatakan, Taram telah menjadi pusat pengembangan Islam yang terkemuka pada abad ke 17 di Surau Tuo Taram.
"Islam pertama kali dikembangkan di Taram oleh Syekh Ibrahim Mufti. Saat itu ia punya banyak murid yang akhirnya turut mengembangkan Islam ke pelosok Minang," katanya dalam dokumenter Kampuang Ramadan oleh Dispar Sumbar.
Setelah 400 tahun, Surau Tuo Taram yang dibangun Syekh Ibrahim Mufti masih dipakai sebagai tempat ibadah dan dikelola secara adat oleh masyarakat Taram.
Selain rumah ibadah, surau adalah salah satu pusat kegiatan soaial bgi masyarakat Minang. Tempat musayawarah, pendidikan, pengkaderan dan halamannya biasanya dipakai tempat berlatih silat.
"Kegiatan selama Ramadan itu ada salat wajib dan tarawih berjemaah, tadarus. Kemudian untuk memperingati Nuzulul Quran ada kegiatan menyembelih kambing kurang lebih 4 ekor atau biasa disebut mambantai," terangnya.
Untuk memperingati Nuzulu Quran, Surau Tuo Taram menggelar acara selama 2 hari. Malam pertama akan diisi dengan tausiah agama. Sedangkan keesokan paginya, jemaah akan berkumpul di lapangan samping surau untuk melakukan tradisi mambanta.
Baca juga: Tradisi Balimau Inderapura, Warisan Budaya Ratusan Tahun Jelang Ramadan
Sementara daging dibersihkan dan dipotong, bundo kanduang akan menyiapkan bumbu untuk memasak kambing. Gulai kambing biasanya dimasak di atas tungku kayu, dan harus sering diaduk agar matang sempurna.
Dalam tradisi mambantai, kambing yang disembelih adalah hasil sumbangan jemaah dan donatur. Penyembelihan dan memasak kambing dilakukan secara gotong royong oleh jemaah untuk dimakan saat berbuka bersama di surau.
Acara berbuka bersama di Surau Tuo Taram biasanya akan diikuti oleh semua masyarakat, anak yatim, ketua dewan hingga bupati. Setelah berbuka puasa, acara dilanjutkan dengan salat isya dan tarawih berjemaah di surau.(*/Ela)