Tokoh-tokoh Besar Salingka Danau Maninjau di Panggung Sejarah Indonesia

Tokoh-tokoh Besar Salingka Danau Maninjau di Panggung Sejarah Indonesia

Rumah kelahiran Rasuna Said, di Kubu Baru (membelakangi Danau Maninjau), Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Rasuna adalah seorang tokoh nasional dengan capaian Pahlawan Nasional, kelahiran di tepian Danau Maninjau, 14 September 1910. Foto: Yose Hendra

Catatan Hasril Chaniago

Kawasan Salingka Danau Maninjau, yaitu 10 nagari di sekeliling Danau Maninjau dalam Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, nampaknya telah ditakdirkan sebagai tanah leluhur atau tanah kelahiran puluhan tokoh besar dan orang-orang terkemuka Indonesia, sejak dulu hingga dewasa ini.

Mereka terdiri atas para ulama pembaharu, tokoh pejuang kemerdekaaan, negarawan, politisi, tokoh TNI dan Polri, pengusaha, sastrawan, hingga para ahli dan profesional yang memainkan peranan penting di Indonesias bahkan sampai mancanegara.

Peranan tokoh-tokoh asal Salingka Danau Maninjau dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia terlihat sangat menonjol, sehingga dari kawasan sempit yang “ka darek disasak-an bukik, ka danau disasak-an aia” ini telah lahir tiga orang Pahlawan Nasional Indonesia, yaitu Rangkayo Hj. Rasuna Said, Mohammad Natsir, dan Buya Hamka.

Dalam hal melahirkan tokoh-tokoh besar dan orang-orang terkemuka Indonesia, kawasan Salingka Danau Maninjau hanya bisa kita bandingkan dengan Nagari Koto Gadang dan Kawasan Ampek Koto, juga di Kabupaten Agam. Sama dengan Maninjau, Koto Gadang juga menyumbang tiga Pahlawan Nasional, yaitu Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, dan Ruhana Kuddus.

Bila Koto Gadang menyumbangkan seorang perdana menteri, yaitu Sutan Sjahrir, Salingka Danau juga menyumbangkan Mohammad Natsir, perdana menteri yang juga dijuluki Bapak NKRI.

Dalam sejarah pemerintahan Indonesia sejak 1945 hingga saat ini, tercatat 57 orang Minang yang pernah menjabat sebagai menteri. Dari jumlah itu, sebanyak lima orang (8,8%) adalah putra Maninjau. Mereka adalah Mohammad Natsir (Menteri Penerangan), Laksamana Mohammad Nazir (Menteri Pelayaran), Sabilal Rasad (Menteri Perburuhan), Marzuki Yatim (Menteri Urusan Hubungan Pemerintah dan Ulama), serta Bachtiar Chamsyah (Menteri Sosial).

Di samping kelima orang tersebut, ada lagi anak pisang orang Maninjau yang pernah menjadi menteri, yaitu Ir. A.R. Soehoed, Menteri Perindustrian Kabinet Pembangunan III (1978-1983). Dalam hal menyumbangkan pejabat tinggi setingkat menteri, Maninjau bahkan lebih unggul dibandingkan Koto Gadang.

Berbagai Aliran Politik dan Aneka Profesi
Tokoh ulama cum tokoh pejuang kemerdekaan yang lahir dari Salingka Danau Maninjau yang patut kita catat adalah Syekh Dr. Abdul Karim Amarullah, Buya A.R. Sutan Mansur, Buya Hamka, Oedin Rahmani, Muhammad Isa Anshary, dan Buya Duski Samad.

Selain ulama, mereka juga merupakan tokoh politik. Tokoh-tokoh politik dan/atau pejuang kemerdekaan berikutnya yang berasal dari Maninjau antara lain Sabilal Rasad (tokoh PSII, Sekjen PNI, anggota DPR, Menteri Perburuhan), Rasuna Said (tokoh Permi, anggota KNIP dan DPR dari Masyumi), Djamaloeddin Dt. Singo Mangkuto (tokoh PSII, Masyumi, anggota Konstituante), dan Marzuki Yatim (politisi Masyumi, anggota DPR, Menteri Urusan Hubungan Pemerintah dengan Ulama), dan Bachtaruddin (pejuang kemerdekaan, pendiri PKI Sumatera Barat, dan anggota DPR hasil Pemilu 1955).

Dari sini juga lahir Loetan St. Toenaro (pejuang radio, salah satu pendiri dan Direktur RRI se-Indonesia).

Menariknya, di bidang politik, Salingka Danau Maninjau melahirkan para politisi dari semua aliran, dari yang paling “kanan” hingga yang paling “kiri”, dari politisi Islam paling militan, nasionalis, hingga sosialis dan komunis.

Fenomena ini bukan hanya di masa lalu, pada masa perjuangan kemerdekaan hingga Ode Lama saja, tetapi berlanjut hingga saat ini. Sebutlah misalnya nama-nama politisi yang berasal dari Salingka Danau yang berkiprah sejak masa Orde Baru hingga zaman Reformasi saat ini. Mereka yang pernah menjadi anggota DPR RI ternyata berasal dari beragam partai dan ideologi politik yang berbeda coraknya.

Sebutlah misalnya Djohari Kahar Dt. Bagindo (Golkar), Rusjdi Hamka (PPP), Amrin Kahar (Golkar), Bachtiar Chamsyah (PPP), Nizar Dahlan (PBB), Muhammad Iqbal (PPP), dan Arteria Dahlan (PDIP).
Di samping ulama dan politisi, Salingka Danau Maninjau juga banyak melahirkan tokoh dan orang-orang Indonesia terkemuka di berbagai bidang, seperti TNI/Polri, para ahli dan profesional, pengusaha, seniman dan sastrawan, hingga tokoh diaspora Indonesia di mancanegara.

Tokoh-tokoh militer dan perwira tinggi Kepolisian RI terkemuka yang lahir dan/atau berasal dari Salingka Danau Maninjau antara lain adalah Laksamana Mohammad Nazir (pendiri AL, Kepala Staf AL pertama, Menteri Pelayaran dan Dubes RI di Vatikan), Brigjen Pol. Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa (Kepala Polisi Sumatera Tengah, Gubernur Sumbar yang pertama), Brigjen Pol Amir Mahmud (pendiri Brimob Sumatera Barat dan pati Polri), Letjen TNI Adnil Hasnan Habib (Kasmin ABRI dan Dubes RI di Amerika Serikat), Komjen Pol Ahwil Loetan (Sekretaris Polri, pendiri dan Kepala BNN pertama, terakhir Dubes RI di Meksiko), Mayjen TNI Purn. Kivlan Zen (Komandan Konga XIV Filipina Selatan dan Kepala Staf Kostrad), dan Letjen TNI Jonni Mahroza (Rektor Universitas Pertahanan RI sejak Agustus 2023).

Dua perwira militer asal Maninjau juga pernah menjadi Bupati Agam (Kolonel Purn. M. Nur Syafei) dan Walikota Bukittinggi (Kol. Purn. Armedi Agus).

Tanah Salingka Danau Maninjau juga melahirkan banyak ahli, pendidik, birokrat dan profesional yang berperan di tingkat nasional. Sebutlah misalnya Mukhlis Rasyid (Direktur BI), Achjar Iljas (Deputi Gubernur BI, Gubernur Alternatif Bank Dunia, dan ahli keuangan syariah), Yasraf Amir Piliang (filsuf, pemikir kebudayaan dan guru besar ITB), Syahrial Loetan (teknokrat, ahli perencanaan pembangunan, pernah jadi Deputi dan Sekretaris Bappenas), Nibras OR Salim (pelopor Paudni Islam, konseptor dan pendiri Madrasah Istiqlal), dan Rahmiana Zen (penemu teknik kromatografi tercepat di dunia dan guru besar FMIPA Universitas Andalas)

Sejumlah sastrawan dan seniman pun lahir dari kawasan Salingka Danau ini. Sebutlah misalnya Nur Sutan Iskandar (Sastrawan Angkatan Balai Pustaka), Leon Agusta alias Ridwan Ilyas (penyair), Masrul Mamudja (pencipta lebih 300 lagu Minang populer), Yus Dt. Perpatiah (seniman dan budayawan yang terkenal karena karya audio monolog, drama, dan curaian adat Minangkabau), Ahmad Fuadi (sastrawan dan novelis Trilogi Negeri Lima Menara dan Anak Rantau) hingga Titi Rajo Bintang (penyanyi dan bintang film Indonesia).

Sejarah ekonomi dan dunia usaha Indonesia juga tidak sepi dari tokoh-tokoh asal Maninjau. Sebutlah misalnya Muhammad Arbie (Firma Madju Medan, salah satu penerbit dan percetakan terbesar di Indonesia), Jusuf Renosutan (pelopor Departement Store, pernah Direktur Sarinah), dan Idham Radjo Bintang (pengusaha hiburan dan pariwisata, pendiri Hotel Maninjau Indah). Marzukim Yatim yang lebih dikenal sebagai politisi dan ulama, sejatinya juga seorang pengusaha.

Ternyata bukan hanya di Indonesia. Orang-orang dari Salingka Danau Maninjau juga berkiprah sampai ke mancanegara. Salah satunya Prof. Ezrin Arbi, arsitek yang berperan mendirikan tiga fakultas arstektur di tiga universitas di Malaysia, dan tercatat sebagai Perancang Pelan Induk (Master Plan) Bandaraya Kuala Lumpur yang pertama (1980-2000). Tiga tokoh asal Maninjau, yaitu Muhammad Shahir Kadir, Firdaus Kadir, dan Faisal Marzuki, tercatat sebagai pelopor diaspora Indonesia di Amerika Serikat. Mereka juga merupakan tokoh utama di belakang berdirinya IMAAM Islamic Center, masjid pertama yang didirikan orang Indonesia di Maryland, dekat Washington DC, Amerika Serikat.

Berkaitan dengan perantauan ke mancanegara, menarik juga dicatat, dewasa ini ternyata ada sekitar 100 KK perantau asal Salingka Danau Maninjau yang bermukim di Washington DC dan sekitarnya, di Amerika Serikat.

*Disampaikan pada Seminar Nasional "Tokoh-Tokoh Besar dari Salingka Danau Maninjau dan Kelestarian Lingkungan" dalam rangka FestDaMa-K44. Minggu, 17 September 2023.

Baca Juga

In Memoriam Prof. Dr. M. Alwi Dahlan, M.A "Harimau Tjampa" dan Bapak Komunikasi Indonesia
In Memoriam Prof. Dr. M. Alwi Dahlan, M.A "Harimau Tjampa" dan Bapak Komunikasi Indonesia
Prof Amir Syarifuddin
Mengenang Prof Amir Syarifuddin: Berawal dari Guru Agama dan Berakhir Juga sebagai Guru Agama
Banjir Bandang Landa Kabupaten Agam, Belasan Rumah Terdampak
Banjir Bandang Landa Kabupaten Agam, Belasan Rumah Terdampak
Langgam.id - Penganugerahan gelar kehormaan atau Gelar Sangsako di Ranah Minang telah berlaku sejak abad ke-17 atau sekitar tahun 1684.
Ranah, Rantau dan Panggilan Kemajuan
Presiden Jokowi Bakal Anugerahkan Gelar Kehormatan Bintang Mahaputra ke Dua Tokoh Minang
Presiden Jokowi Bakal Anugerahkan Gelar Kehormatan Bintang Mahaputra ke Dua Tokoh Minang
Dua nagari di sekitar Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, dilanda banjir dan longsor disertai pohon tumbang,
Berikut Rekapitulasi Data Dampak Bencana di Tanjung Raya Agam