Langgam.id - Anak sekolah mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga membutuhkan konsumsi pangan yang cukup untuk pencapaian gizi seimbang.
Asupan zat gizi anak sekolah dapat diperoleh dari pangan yang disediakan di rumah dan dari jajanan yang diperoleh di sekolah.
Pada anak sekolah sarapan tetap menjadi prioritas dalam asupan gizi anak sekolah. Jika, anak sekolah belum tercukupi kebutuhan gizi dari sarapan maka Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut.
Dilansir dari situs pom.go.id, PJAS yang sesuai adalah PJAS yang aman, bermutu, dan bergizi serta disukai oleh anak.
Berikut beberapa tips memilih PJAS yang sesuai :
1. Kenali dan pilih pangan yang aman
Pangan yang aman adalah pangan yang bebas dari bahaya biologis, kimia dan benda lain. Pilih pangan yang bersih, yang telah dimasak, tidak bau tengik, tidak berbau asam.
Sebaiknya membeli pangan di tempat yang bersih dan dari penjual yang sehat dan bersih. Pilih pangan yang dipajang, disimpan dan disajikan dengan baik.
2. Jaga kebersihan
Kita harus mencuci tangan sebelum makan karena mungkin tangan kita tercemar kuman atau bahan berbahaya. Mencuci tangan dan peralatan yang paling baik menggunakan sabun dan air yang mengalir.
3. Baca label dengan seksama
Pada label bagian yang diperhatikan adalah nama jenis produk, tanggal kedaluwarsa produk, komposisi dan informasi nilai gizi (bila ada).
Bila pangan dalam kemasan dan berlabel, pilih yang memiliki nomor pendaftaran (P-IRT/MD/ML).
Jika, pangan tidak berlabel (seperti lemper, lontong, donat, dan lainnya) maka pilih yang kemasannya dalam kondisi baik.
4. Ketahui kandungan gizinya
a. Pangan olahan dalam kemasan
Baca label informasi nilai gizi untuk mengetahui nilai energi, lemak, protein dan karbohidrat.
b. Pangan siap saji
Pada Buku Informasi Kandungan Gizi PJAS (Badan POM, 2013) dapat diketahui komposisi kandungan zat gizi untuk setiap jenis pangan siap saji.
Yang utama diperhatikan adalah pemenuhan energi dari setiap pangan yang dikonsumsi.
5. Konsumsi air yang cukup
Dapat bersumber terutama dari air minum, dan sisanya dapat dipenuhi dari minuman olahan (sirup, jus, susu), makanan (kuah sayur, sop) dan buah.
Konsumsi minuman olahraga (sport drink/minuman isotonik) hanya untuk anak sekolah yang berolahraga lebih dari 1 jam.
6. Perhatikan warna, rasa dan aroma
Hindari makanan dan minuman yang berwarna mencolok, rasa yang terlalu asin, manis, asam, dan atau aroma yang tengik.
7. Batasi minuman yang berwarna dan beraroma
Minuman berwarna dan beraroma contohnya minuman ringan, minuman berperisa.
8. Batasi konsumsi pangan cepat saji (fast food)
Konsumsi fast food yang berlebihan dan terlalu sering merupakan pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas.
Pangan cepat saji antara lain kentang goreng, burger, ayam goreng tepung, pizza. Biasanya makanan ini tinggi garam dan lemak serta rendah serat.
9. Batasi makanan ringan
Makanan ini umumnya rendah serat dan mengandung garam/natrium yang tinggi dan mempunyai nilai gizi yang rendah. Contoh makanan ringan seperti keripik kentang.
10. Perbanyak konsumsi makanan berserat
Makanan berserat bersumber dari sayur dan buah. Menu makanan tradisional yang tinggi serat seperti rujak, gado-gado, karedok, urap dan pecel.
11. Bagi anak gemuk/obesitas batasi konsumsi pangan yang mengandung gula, garam dan lemak
Sebaiknya asupan gula, garam dan lemak sehari tidak lebih dari 4 sendok makan gula, 1 sendok teh garam, dan 5 sendok makan lemak/minyak.
Peran Orang Tua
Selain itu, peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan pangan yang bergizi dan seimbang. Serta mengajarkan anak untuk memilih dan mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
Pendekatan yang baik dengan anak, komunikasi dan penyampaian informasi mengenai pangan yang bergizi dapat membuat anak lebih berhati-hati dalam memilih pangan atau jajanan.
Perhatian orang tua juga sangat diperlukan dalam menyediakan pangan yang disukai oleh anak. Pangan yang diberikan saat di rumah hendaknya memperhatikan nilai gizi dengan menyesuaikan kondisi sosial ekonomi keluarga.
Orang tua sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan atau status gizi anak hendaknya dapat mengawasi pola pangan atau jajanan yang dipilih oleh anaknya.
Sehingga dibutuhkan informasi mengenai pangan apa saja yang baik, jajanan yang baik serta dampak yang ditimbulkan apabila anak tidak mengonsumsi pangan yang bergizi dan seimbang.
Berikut tips pencapaian gizi seimbang untuk anak sekolah:
1. Biasakan sarapan
Biasakan anak sarapan di rumah sebelum berangkat sekolah. Usahakan untuk selalu membekalinya dengan pangan buatan sendiri yang lezat, bergizi dan bervariasi.
Sarapan pagi sebelum berangkat sekolah ternyata amat penting karena ikut menentukan kualitas prestasi seorang anak.
2. Membawa bekal
Cara ini bisa digunakan oleh orang tua. Orang tua tak perlu memberikan uang saku, namun memberi bekal pangan. Beri anak pangan yang sehat untuk dikonsumsi.
Tak harus pangan buatan sendiri, tapi bisa juga pangan yang di jual di pasaran. Tapi orang tua harus memilih pangan yang benar-benar aman bagi mereka.
3. Hindari pangan jajanan yang mengandung bahan berbahaya
Kadang jajan merupakan kegembiraan tersendiri bagi anak. Hanya saja, orang tua perlu memberi pengertian. Beri rambu-rambu pada mereka.
Orang tua bisa mengatakan, boleh jajan asal di tempat-tempat atau lingkungan yang bersih. Misalnya jauh dari tempat sampah, got, atau kotoran seperti debu, atau asap kendaraan bermotor.
Ajarkan mereka untuk memilih jajanan yang terlindung dari debu. Pangan yang dibeli pun sebaiknya dalam keadaan tertutup, bersih dan tidak kotor atau bekas dipegang-pegang orang.
4. Beri contoh
Orang tua juga harus memberi contoh untuk selalu memilih jajanan yang sehat, baik saat pergi bersama anak maupun saat membawa oleh-oleh sepulang kerja.
Sia-sia jika mengajarkan anak memilih jajanan yang sehat jika orang tua tak memberi contoh yang baik. Kalau perlu kurangi frekuensi jajan anak dalam sehari atau seminggu jika memungkinkan.
5. Beri pengertian terhadap iklan yang tidak benar
Minat jajan anak dan iklan di televisi sangat berkaitan erat. Tayangan televisi saat ini penuh muatan iklan. Selain ibu rumah tangga, anak-anak menjadi sasaran iklan yang paling empuk, karena masih mudah terpengaruh.
Baca juga: Diduga Keracunan, Puluhan Siswa SDN 29 Gunung Sarik Padang Dilarikan ke Rumah Sakit
Prang tua perlu mendampingin mereka saat menonton televisi. Berikan pengertian pada mereka bahwa apa yang diiklankan di tv tak selalu bermanfaat, sehingga tak perlu dibeli atau dicoba.
6. Memperhatikan pola aktivitas fisik anak
- Meningkatkan aktivitas fisik anak (contoh: bermain sepeda, tidak diantar ke sekolah jika jarak sekolah dekat, dan lainnya)
- Mengurangi kebiasaan nonton televisi, bermain komputer, video game.