InfoLanggam - Dalam upaya membangun citra positif kampus UM Sumatera Barat di kancah internasional serta pergaulan mahasiswa yang lebih men-global, UM Sumatera Barat untuk pertama kalinya menerima kemasukan (admission) sebanyak tiga mahasiswa internasional yang berasal dari Yaman dan Nigeria.
Penyambutan mahasiswa asing perdana Tahun Akademik 2024-2025 tersebut dilakukan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada Jumat (22/11/2024) oleh Kepala UPT Pusat Pengembangan Bahasa (UPT PPB) Efri Yoni Baikoeni, MA bersama dengan Kepala Lembaga Kerjasama dan Urusan Internasional (LKUI) Khairiyah, MHI.
Mahasiswa internasional itu di antaranya Mohammed Khaled Mohammed Al-Jaberi, Abdo Sadeq Abdo Ahmed Saeed, keduanya dari Yaman serta Ibrahim Garba dari Nigeria.
Ketiga penerima Beasiswa Mahasiswa Asing dari UM Sumatera Barat tersebut akan mengikuti perkuliahan untuk tingkat Sarjana (S-1) pada Program Studi yang dipilih yaitu Teknik Elektro dan Farmasi.
Saat menerima audiensi, Wakil Rektor III UM Sumatera Barat, Dr Ahmad Lahmi menyambut hangat kedatangan ketiga mahasiswa di UM Sumatera Barat karena keberadaan mereka berdampak sangat positif.
Di antaranya mendorong peningkatan kualitas kurikulum, teknologi pengajaran dan praktikum agar dapat memenuhi standar internasional.
Di samping itu keberadaan mereka dapat mendorong mahasiswa lokal bersaing dengan mahasiswa asing secara sehat, selain menuntut mahasiswa lokal meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dan Arab sebagai bahasa pergaulan internasional.
Bagi dosen, keberadaan mahasiswa asing akan menuntut peningkatan dan perbaikan pola perkuliahan sehingga dapat dipahami mahasiswa asing dengan baik dan cepat.
Sementara itu Kepala UPT PPB, Efri Yoni Baikoeni, MA menyatakan, sebelum mengikuti perkuliahan, mahasiswa internasional diwajibkan mengikuti orientasi dan kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang diberikan oleh tutor BIPA UPT PPB.
Penguasaan Bahasa Indonesia ini tidak hanya sebagai alat komunikasi namun juga tujuan akademik seperti mengikuti perkuliahan di kelas, mengerjakan tugas, mengikuti ujian dan menulis tugas akhir (skripsi).
Para tutor BIPA bersertifikat tersebut jelasnya, tidak hanya memberi pengajaran bahasa namun juga pemahaman budaya atau Cross Cultural Understanding (CCU) serta pendampingan Educational Activity Day (EAD) dan interaksi kuliah (Sit In) pada mata kuliah terpilih.
Program EAD yang dilaksanakan setiap minggu itu bertujuan memberi forum bagi mahasiswa asing mempresentasikan pikiran dan pengalamannya selama bergaul dengan masyarakat baik masyarakat kampus maupun luar kampus.
Dalam kesempatan itu, terang Efri, mahasiswa dapat menampilkan kebolehannya dalam menyerap budaya setempat seperti dalam hal makanan, keterampilan, kebudayaan, literasi dan lain-lain.
Selama mengikuti BIPA dalam waktu 6 bulan, mahasiswa asing ditempatkan di sebuah “homestay” agar mudah berintegrasi dan bersosialisasi dengan masyarakat setempat. (*)
