Tetap Berstatus Waspada, Badan Geologi: Aktivitas Gunung Marapi Alami Peningkatan

Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumbar Daya Mineral, menyatakan bahwa tingkat aktivitas Gunung Marapi di tetap Level II (waspada).

Erupsi Gunung Marapi pada Sabtu (26/10/2024) sore. [foto:

Langgam.id - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumbar Daya Mineral, menyatakan bahwa tingkat aktivitas Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) tetap Level II (waspada).

Hal ini disampaikan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN berdasarkan hasil analisis dan evaluasi menyeluruh hingga 1 November 2024.

Wafid pun menyampaikan evaluasi perkembangan aktivitas Gunung Marapi pada periode 16-31 Oktober 2024. Secara visual terangnya, Gunung Marapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dang tinggi sekitar 50-400 meter di atas puncak.

"Teramati juga aktivitas erupsi/letusan dengan tinggi 800-2.000 meter di atas puncak, kolom abu letusan berwarna kelabu," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (3/11/2024).

Ia menjelaskan bahwa pada periode itu, data kegempaan didominasi oleh gempa hembusan dan gempa letusan/erupsi terekam kembali. Data gempa selengkapnya terekam 7 kali gempa letusan/erupsi, 159 gempa hembusan, 1 kali gempa Low Frequency, 22 kali gempa vulkanik dangkal.

Kemudian, 37 kali gempa vulkanik dalam, 17 kali gempa tektonik lokal, 27 kali gempa teknik jauh dan tremor menerus terekam kembali sejak 27 Oktober 2024 dengan amplitudo 0.5-2 mm (dominan 1 mm).

Ia mengatakan, bahwa tingkat aktivitas Gunung Marapi diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak 1 Juli 2024 pukul 15.00 WIB.

Pada Level II, terang Wafid, perkembangan aktivitas Gunung Marapi sampai 1 November 2024 yaitu secara visual aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan.

"Aktivitas dominan berupa hembusan dengan tinggi asap yang teramati maksimum 400 meter di atas puncak dan erupsi kembali terjadi dengan tinggi abu letusan maksimum 2.000 meter di atas puncak," bebernya.

Kemudian, kata Wafid, gempa letusan/erupsi terekam kembali setelah dalam dua minggu sebelumnya gempa ini tidak terekam. Gempa hembusan juga mengalami peningkatan.

"Adanya peningkatan kedua jenis gempa ini sebagai bentuk dari pelepasan energi akibat akumulasi energi yang sempat terbangun dalam dua minggu sebelumnya yang terindikasi dari adanya kenaikan gempa vulkanik dalam yang berkaitan dengan pasokan/instrusi magma dari kedalaman," tuturnya.

Berikutnya, saat ini energi seismik yang tercemin dari RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) sedikit berfluktuasi di atas baseline.

Selanjutnya, terang Wafid, dalam rentang waktu dua minggu terakhir, nilai dv/v (variasi kecepatan seismeik) Gunung Marapi cenderung semakin menurun di bawah nol, yang diinterpretasikan adanya kecenderungan peningkatan tekanan (stres) tubuh gunung api.

"Meskipun grafik tiltmeter dalam rentang waktu jangka panjang (sejak 1 Desember 2023) masih menunjukkan kecenderungan menurun, namun sejak 27 Oktober 2024 terlihat adanya inflasi (penggembungan) pada tubuh gunung api yang diperkirakan akibat adanya tekanan fluida dari kedalaman," ujarnya.

Wafid mengatakan, meski aktivitas Gunung Marapi cenderung mengalami peningkatan, namun laju emisi (fluks) gas SO2 Gunung Marapi dari satelit sentinel masih terdeteksi dengan kualitas yang rendah. Terakhir terukur 24 ton/hari pada tanggal 28 Oktober 2024.

Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan, ungkap Wafid, maka secara umum aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan. Oleh karena itu, aktivitas erupsi/letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan dari akumulasi energi.

"Dan aktivitas erupsi dapat terjadi semakin intensif bila pasokan fluida (magma dan gas) dari kedalaman mengalami peningkatan," tuturnya.

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi menyeluruh hingga 1 November 2024, kata Wafid, maka tingkat aktivitas Gunung Marapi tetap level II (waspada) dengan rekomendasi sebagai berikut:

1. Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 Km dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.

2. Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/bantaran/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar tetap mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

3. Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).

4. Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks) dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah.

5. Pemenrintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jalan Prof Hazairin No.168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.

6. Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Marapi melalui website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id, website PVMBG https://vsi/esdm.go.id, website Magma Indonesia https://magma.esdm.go.id, aplikasi Magma Indonesia yang dapat diunduh di Google Play Store atau melalui media sosial PVMBG (facebook, twitter dan Instagram @pvmbg).

"Tingkat aktivitas Gunung Marapi akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan ativitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dan rekomendasi Gunung Marapi ini tetap berlalu selama surat/laporan evaluasi berikutnya belum diterbitkan," ujarnya. (*/yki)

Baca Juga

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) ddari Level II (Waspada)
Status Gunung Marapi di Sumbar Naik Level Jadi Siaga
Dinas Pertanian Tanah Datar melakukan optimasi lahan pertanian yang terdampak banjir banjir. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanah Datar,
335 Hektare Lahan Pertanian Terdampak Banjir Bandang di Tanah Datar akan Dioptimasi
Plt Gubernur Sumbar Lantik Yozarwardi Usama Putra Sebagai Pj Sekda
Plt Gubernur Sumbar Lantik Yozarwardi Usama Putra Sebagai Pj Sekda
Kabau Sirah Sukses Bawa Pulang Satu Poin dari Bandung
Kabau Sirah Sukses Bawa Pulang Satu Poin dari Bandung
KPU Padang Dapati 30 Kotak Suara Rusak
KPU Padang Dapati 30 Kotak Suara Rusak
Kejati Sumbar melakukan penahanan terhadap Ade Chandra, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Dharmasraya
Kejati Sumbar Tahan Plt Kabag Umum Dharmasraya, Diduga Korupsi Dana Operasional