Tetap Berkarya di Masa Pandemi

Tetap Berkarya di Masa Pandemi

Herwandi saat orasi ilmiah, ketika ia dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (Unand) (Foto: Rahmadi)

Langgam.id – Guru Besar Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas, Herwandi, mengisi hari-hari di masa pandemi dengan berkarya mencipta desain batik.

Herwandi adalah pelestari motif arkaik (kuno) dengan menciptakan motif baru pada baju batik khas Minangkabau.  Masa pandemi yang telah berlangsung lebih kurang 6 bulan di Indonesia, memberikan alternatif kepada dosen untuk bekerja dari rumah.

Herwandi mengaku, memanfaatkan waktu WFH (Work From House) selama enam bulan belakangan, dirinya tetap berkreasi dan berinovasi hingga berhasil melahirkan 100 karya cipta baru yang terdaftar pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham RI. Jika ditotal sudah 150 Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) tersebut.

“Cerita masih sama, namun untuk mengisi waktu-waktu masa pendemi saya berkarya saja pada jalur yang benar seperti mencipta desain batik, dengan latar budaya dan filosofi yang sama dengan yang sudah saya jabarkan dalam karya-karya sebelumnya,” ungkap Herwandi, Senin (21/9).

Sumatra Barat (Sumbar) memiliki banyak motif arkaik (kuno) dari perkembangan adat Minangkabau. Sebagai usaha melestarikannya, dapat dilakukan revitalisasi motif tersebut ke dalam bentuk baru.

Motif itu bisa dipakai pada benda-benda fungsional baru. Meski dipakai media yang baru atau kemudian ada motif baru, nilai-nilai filosofinya harus tetap dipertahankan.

Sejak tahun 2017, Herwandi telah mencatatkan 42 motif batik baru. Semuanya telah dipatenkan. 36 motif di antaranya pengembangan dari motif khas Minangkabau dan 6 lagi merupakan pengembangan motif dari Aceh.

“Saya ambil dari artefak seni juga, masih ada yang dalam proses sekitar 60 lagi. Kita tidak akan kehabisan ide karena masih banyak yang bisa dikembangkan,” katanya.

Menurutnya, motif di batik Minang diambil dari nama tumbuhan, hewan, benda, nama manusia dan lainnya. Batik Minang juga harus sesuai dengan nilai adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah. Seperti tidak boleh menggambarkan mahluk hidup dengan jelas.

“Ini yang banyak salah mengerti, batik Minang tidak boleh menggambarkan mahkluk hidup, hal ini sesuai dengan seni dalam Islam,” ujarnya.

Dalam pengukuhan sebagai guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas di Convention Hall Unand, Padang, Senin (7/10/2019), Herwandi memperlihatkan beberapa model yang memakai batik motif ciptaannya. Di antaranya, motif Menhir Pucuk Pakis, Garundang Mandi, Kabek Daun Kacang, Ayam Balatiang, Ayam Jantan, Layang-layang, Sakilek Ikan Dalam Aie, Tirai Bungo Paga, Balam Tigo Gayo, dan Daun Puluik Puluik. (Osh)

Baca Juga

Djangan sekali-kali meninggalkan sedjarah! Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sedjarahnya sendiri. Dari sedjarah
Kembalikan Pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
Dosen dan Mahasiswa FKM Unand Beri Edukasi Gizi Seimbang di SD Budi Mulia Padang
Dosen dan Mahasiswa FKM Unand Beri Edukasi Gizi Seimbang di SD Budi Mulia Padang
Jamkrindo Laksanakan Literasi Penjaminan di Universitas Andalas
Jamkrindo Laksanakan Literasi Penjaminan di Universitas Andalas
Sinergi Kearifan Lokal, Inovasi Teknologi, dan Hilirisasi: SINTETA 2025 FATETA Unand Dorong Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan Pertanian Indonesia
Sinergi Kearifan Lokal, Inovasi Teknologi, dan Hilirisasi: SINTETA 2025 FATETA Unand Dorong Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan Pertanian Indonesia
Delegasi Fakultas Hukum Universitas Andalas (FHUA) berhasil meraih juara umum National Moot Court Competition (NMCC) (AHT)
Fakultas Hukum UNAND Raih Juara Umum NMCC AHT 2025
Ibu-Ibu Nagari Balai Nan Panjang Antusias Ikuti Pelatihan Olahan Pisang bersama Tim Pengabdian Unand
Ibu-Ibu Nagari Balai Nan Panjang Antusias Ikuti Pelatihan Olahan Pisang bersama Tim Pengabdian Unand