Langgam.id - Perantau dari Jorong Sitapung, Nagari Balaigurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam, memasang sekitar puluhan kamera pengawas atau CCTV untuk menjaga keamanan lingkungan di kampung halaman.
Sekitar 43 kamera itu berasal dari bantuan para perantau asli Sitapung yang bersatu dalam wadah Gabungan Masyarakat Perantau Sitapung (GMPS).
"Ini sebagai wujud kepedulian terhadap keamanan kampung halaman, kamera-kamera pemantau itu dipasang di titik-titik sentral mencakup semua dusun di Sitapung. CCTV itu dipasang di tiang-tiang listrik, fasilitas umum dan rumah-rumah warga,” kata sesepuh GMPS, Nasril, Jumat (28/5/2021).
Ia mengungkapkan, awalnya kamera CCTV itu sengaja dipasang demi mengobati rasa rindu di perantauan. Namun belakangan manfaatnya justru menghadirkan kenyamanan dan keamanan bagi lingkungan di tanah kelahiran mereka.
Nasril menambahkan, sejak ada kamera CCTV tersebut, para perantau bisa memantau keseharian kampung halaman cukup lewat android yang dilengkapi link akses. Kemudian, para perantau dapat bersua dengan karib kerabat lewat layar atau bahkan hanya untuk melihat rumah orang tua.
"Alhamdulillah, ternyata juga bermanfaat terhadap cipta kondisi kamtibmas di kampung,” terang Nasril yang juga sebagai ketua pembina GMPS.
Nasril menjelaskan, bahwa keberadaan CCTV itu mendapat respon yang baik dari banyak pihak. Bahkan pihak kepolisian Sektor IV Angkat Canduang menilai Sitapung merupakan wilayah pertama di Sumbar yang memiliki banyak kamera pengawas untuk tingkat jorong.
“Kami turut senang karena berbagai pihak memuji, mulai dari pemerintah nagari, jorong, tokoh masyarakat hingga pihak kepolisian. Beberapa kali bahkan rekaman CCTV di sini sudah dipakai untuk keperluan sebuah tugas penyelidikan bagi aparat berwajib,” sebut Nasril.
Nasril mengatakan, puluhan kamera CCTV itu sudah berfungsi mengawasi mobilitas keseharian warga di Sitapung sejak akhir Maret 2021. Fasilitas tersebut merupakan hasil program hibah Yayasan Pelita Ma’arif di Jakarta yang diperoleh anak-anak muda GMPS lalu disalurkan ke kampung halaman.
Selama enam bulan pasca dioperasionalkan, perawatan dan pembiayaan jaringan CCTV itu masih akan ditanggung yayasan tersebut dan setelahnya dikelola mandiri oleh pihak jorong dibantu GMPS.
Nasril berharap, kedepan pemuda GMPS maupun di kampung tetap memelihara semangat persatuan membangun tanah kelahiran. (*/yki)