Langgam.id - Gol semata watang Kingsley Coman ke gawang PSG di menit 59, cukup bagi Bayern Munchen membawa pulang Si Kuping Besar ke tanah Bavaria. Gelar Liga Champions 2020 juga menjadi ke 6 bagi Munchen, menyamai torehan Liverpool.
Jalannya laga sebetulnya berlangsung sengit sejak awal. Kedua tim saling jual beli serangan. Penampilan cemerlang kedua kiper; Manuer Neuer di pihak Munchen dan Kelor Navas di PSG, menampak debar jalannya laga.
Penyelamatan kedua penjaga gawang senior ini cukup banyak, dan seringkali bikin frustasi para striker masing-masing tim.
Namun semuanya berubah tatkala di menit 59 Coman memecah kebuntuan bagi Munchen. Serangan gencar gelandang Munchen di kitaran menit tersebut, disapu pemain belakang PSG. Namun sapuan itu berlabuh di kaki Joshua Kimmich yang berada di gerbang gelanggang pertahanan PSG.
Kimmich dengan cerdik melihat pergerakan Coman di sisi kanan gawang PSG. Ia melambungkan bola ke tiang jauh. Ia tanpa pengawalan menyundul bola ke sisi kiri dalam gawang Navas. Gol pun tercipta.
Setelah itu, PSG berusaha mengejar ketertinggalan. Mengganti beberapa pemain. Sisi lain Munchen pun mengganti sejumlah pemain. Munchen hingga akhir laga terus menjaga keseimbangan. Sementara PSG gagal membalas gol Coman.
Baca Juga: Tornado Munchen Sapu Barcelona
Gol yang dibuat Coman, menjadikan ia pria Prancis pertama yang mencetak gol kemenangan di final Liga Champions sejak Zinedine Zidane pada 2002.
Prestasi Munchen ini sudah banyak diprediksi banyak pengamat, sebab Munchen begitu digdaya dalam perjalanan ke final. Membantai Chelsea dengan akumulasi skor 7-1, membuat malu Barcelona dengan skor 8-2, dan terakhir memberi pelajaran bagi Lion 3-0.
Selepas pertandingan, Kimmich, seperti banyak pemain dan jajaran pelatih Munchen, menangis karena gembira. Untuk seorang pemain yang tak tergantikan di bek sayap kanan Munchen, ini adalah momen yang luar biasa.
Lewandowski pun demikian. Ia mengobati kegagalan merengkuh gelar Liga Champions bersama Borussia Dortmund. Pemain tim nasional Polandia ini juga meraih top skor dengan koleksi 15 gol.
Tentang PSG, menarik mengutip kontributor UEFA Chris Burke, ''Kekalahan ini kekecewaan pahit bagi tim Paris yang merayakan ulang tahun ke-50 mereka, tetapi pada akhirnya klub dapat bangga dengan perjalanan mereka ke final dan mengambil langkah besar ke depan di panggung Eropa. Pasukan Thomas Tuchel bersalah karena kehilangan peluang mereka di babak pertama dan kehabisan solusi saat Bayern memperketat laga setelah jeda..' (Osh)