Tebing Ngarai Sianok Runtuh, Guru Besar UNAND Pernah Ingatkan Soal Ancaman Ekologis

Tebing Ngarai Sianok Runtuh, Guru Besar UNAND Pernah Ingatkan Soal Ancaman Ekologis

Tebing Ngarai Sianok runtuh. (Foto: BPBD Bukittinggi)

Langgam.id – Guru Besar Universitas Andalas, Prof. Bujang Rusman, mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi krisis ekosistem yang mengancam Ngarai Sianok di perbatasan Bukittinggi dan Agam. Kekhawatiran ini muncul usai banjir besar yang melanda kawasan wisata tersebut beberapa pertengahan tahun lalu lalu.

Baru-baru ini, sebuah video memperlihatkan longsornya tebing di Ngarai Sianok pada Jumat (25/10/2024) pukul 12.05 WIB. Longsor ini, yang terjadi saat cuaca cerah, tidak menimbulkan korban namun meninggalkan debu tebal di dasar ngarai. BPBD Bukittinggi, melalui Kepala Pelaksana Zulhendri, menyatakan lokasi tersebut sedang dalam penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab longsor.

Menurut Prof. Bujang, setidaknya ada tiga masalah utama yang memicu ancaman krisis ekosistem di kawasan ini. Pertama, hilangnya buffer zone atau zona penyangga. Area kiri dan kanan Ngarai Sianok yang seharusnya dilindungi dan dijadikan penyangga, justru dialihfungsikan menjadi pemukiman, perkantoran, atau Area Penggunaan Lain (APL).

"Kawasan ini seharusnya difungsikan sebagai penyangga, tetapi telah dialihkan fungsinya," ujar Prof. Bujang Rusman kepada Langgam.id, Rabu (5/06/2024).

Kedua, Prof. Bujang mengingatkan akan potensi longsor besar di kawasan Ngarai Sianok. Tanah di wilayah tersebut, yang memiliki tekstur pasir dan debu, sangat mudah jenuh air dan berpotensi longsor, terutama saat curah hujan tinggi. "Tanah di Ngarai Sianok memiliki daya ikat air rendah, sehingga sangat rawan longsor besar," jelasnya.

Ketiga, minimnya peran dan perhatian pemerintah selama bertahun-tahun turut memperparah kondisi ini. Prof. Bujang menilai ketidakhadiran pemerintah dalam upaya konservasi dan mitigasi bencana di Ngarai Sianok berdampak buruk bagi ekosistem dan keamanan masyarakat sekitar.

Menurutnya, krisis ekosistem yang melanda Ngarai Sianok ini bukan hanya mengancam kelestarian alam dan keindahan wilayah, tetapi juga membawa risiko serius bagi keselamatan warga serta infrastruktur sekitar.

Prof. Bujang mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera mengambil tindakan nyata, termasuk menetapkan kembali buffer zone di sekitar Ngarai Sianok, mengatur tata ruang yang ramah lingkungan, memperkuat infrastruktur pencegahan longsor, serta mengedukasi masyarakat untuk menjaga kelestarian alam. (DH/Fs)

Baca Juga

Ngarai Sianok Runtuh, Tebing Longsor Dekat Belakang Balok
Ngarai Sianok Runtuh, Tebing Longsor Dekat Belakang Balok
Menengok Geomorfologi Ngarai Sianok
Menengok Geomorfologi Ngarai Sianok
Ngarai Sianok Terancam Krisis Ekosistem dan Bencana Alam: Ahli Konservasi Tanah dan Air Usulkan Mitigasi Konkret
Ngarai Sianok Terancam Krisis Ekosistem dan Bencana Alam: Ahli Konservasi Tanah dan Air Usulkan Mitigasi Konkret
Banjir Ngarai Sianok Timbulkan Sejumlah Dampak
Banjir Ngarai Sianok Timbulkan Sejumlah Dampak
Banjir di Ngarai Sianok, 14 Kepala Keluarga Mengungsi
Banjir di Ngarai Sianok, 14 Kepala Keluarga Mengungsi
Komisi III DPR RI dijadwalkan memanggil Kapolda Sumatra Barat, Kapolres Solok Selatan, serta Kadiv Propam Polri pada Kamis (28/11/2024).
Komisi III DPR Akan Panggil Kapolda Sumbar, Soroti Pengawasan Penggunaan Senjata Api