Tantangan Literasi Indonesia: Membangun Jembatan Menuju Pengetahuan yang Merata

Tantangan Literasi Indonesia: Membangun Jembatan Menuju Pengetahuan yang Merata

Stevy Zaira. (Foto: Dok. Pribadi)

Literasi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca dan juga menulis (wacana) .Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Literasi adalah kemampuan menulis dan membaca atau kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Sedangkan menurut Elizabeth Sulzby seorang professor pendidikan dari University of Michigan USA dalam bukunya yang berjudul’Emergent Literacy:Writing and Reading ‘,menyatakan bahwa literasi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi yang mencakup empat kemampuan berbahasa yaitu,menyimak,berbicara,membaca,dan menulis dengan cara-cara yang berbeda sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Indonesia,dengan keberagaman budaya dan bahasa yang kaya,memiliki tantangan besar dalam meningkatkan tingkat literasi di antara masyarakatnya.Meskipun telah ada upaya- upaya dari pemerintah dan berbagai organisasi untuk meningkatkan literasi,namun masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Salah satu masalah utamanya adalah minimnya akses terhadap pendidikan formal di berbagai daerah,terutama di pedesaan dan daerah terpencil.Sekolah-sekolah yang kurang berkualitas dan kekurangan tenaga pengajar yang terlatih yang menjadi penghambat utama dalam upaya meningkatkan literasi di Indonesia.Selain itu,infrastruktur yang belum memadai juga menjadi faktor penghambat,terutama dalam hal akses terhadap buku dan sumber bacaan lainnya.

Berdasarkan data Perpustakaan Nasional (perpusnas) pada 2022,skor indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Indonesia mengalami kenaikkan 0,08 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 64,4 % dari skala 0-100,atau masuk kategori sedang.

Berdasarkan laporan Kementrian Pendidikan kebudayaan,Riset,dan Teknologi (Kemendikbutristek) ,nilai budaya literasi Indonesia sebesar 57,4 poin pada 2022.Nilai tersebut tercatat meningkat 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 54,29 poin.Dapat kita lihat bahwa sekarang ini peringkat minat baca masyarakat Indonesia saat ini berada di peringkat 60 dari 61 negara dalam program for international Student Assessment (PISA) terkait minat baca. Angka ini sangat mengkhawatirkan dan menunjukkan perlunya tindakan segera untuk meninggkatkan minat baca di Indonesia. 

Dan menurut data dari Badan Pusat Statistik (BSP) menunjukkan bahwa pada tahun 2023 sebanyak 278,69 juta jiwa UNESCO menyebutkan Indonesia sebagai urutan kedua dari bawah soal literasi dunia,artinya minat baca sangat rendah.Menurut data UNESCO,minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan,hanya 0,001% artinya dari 1.000 orang Indonesia Cuma 1 orang yang rajin membaca.

“ Masyarakat Indonesia kalau kita lihat literasi digitalnyaa baru 62% .Negara di Korea sudah 97% .Rata-rata ASEAN sudah 70%.Jadi memang tingkat literasi digital kita yang masih rendah” Avilliani.

Berdasarkan fakta di atas,hal ini tentu sangatlah miris dikarenakan Indonesia merupakan Negara besar tetapi memiliki tingkat literasi yang rendah.Padahal tingkat literasi di suatu Negara sangat penting karena sebagai indikasi tingginya pengetahuan penduduknya.Tingginya tingkat literasi seseorang dianggap memiliki pemahaman keilmuan yang tinggi dan secara tidak langsung membuat suatu Negara akan dianggap terpandang.

Data di atas menunjukkan persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di Indonesia. Padahal buku memegang peranan sangat penting bagi kehidupan manusia.tetapi masih banyak anak-anak maupun pelajar yang jarang membaca buku.karena alasannya buku itu membosankan atau tidak penting,padahal membaca adalah pintu gerbang menuju pengetahuan yang luas dan mendalam .

 Selain pendidikan formal,literasi digital juga menjadi bagian penting dalam meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.Dalam era digital ini,kemampuan untuk mencari,memahami,dan mengevaluasi informasi secara online sangatlah penting.Namun,masih banyak masyarakat yang kurang memiliki kemaampuan tersebut,yang dapat menyebabkan penyebaran informasi yang tidak benar atau berbahaya.

Untuk mengatasi tantangan- yang tantangan ini,diperlukan kerjasama antara pemerintah,lembaga pendidikan,organisasi masyarakat,dan sector swasta.Investasi yang lebih besar dalam pendidikan ,termasuk peningkatan kualitas sekolah dan pelatihan guru,serta pembangunan infrastruktur yang mendukung akses terhadap pendidikan dan sumber bacaan,sangatlah penting,dan adanya kampanye yang lebih agresif untuk meningkatkan minat membaca di kalangan masyarakat ,terutama di kalangan anak-anak dan remaja.

Dengan ini diharapkkan Indonesia dapat mengatasi tantangan literasi dari semua pihak ,diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan literasi ini dan membuka jalan menuju masyarakat yang lebih terdidik,berpengetahuan,dan berdaya saing tinggi .Sehingga,setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih baik.

*Penulis: Stevy Zaira (Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Tag:

Baca Juga

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman/MoU
Menteri Nusron Saksikan Penandatanganan MoU Antara BPN Jatim dan PWNU
Annisa Suci Ramadhani, calon bupati Dharmasraya katakan bakal beri bantuan beasiswa sebanyak-banyaknya untuk pelajar Dharmasraya. Hal itu
Cabup Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani: Pilkada Ulang Bakal Habiskan APBD Rp40 M
Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar Andre Rosiade menyebutkan, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi Erman Safar
Andre Rosiade: Menang Pilkada Bukittinggi, Erman-Heldo Pastikan 100% Air Bersih Warga dan Rehab Pasar Bawah
Bank Rakyat Indonesia atau BRI kembali memperoleh pengakuan internasional dengan meraih penghargaan Best API Initiative dalam ajang
BRI Sabet Penghargaan Global Berkat Transformasi Digital Melalui BRIAPI
Ekspansi ke Malaysia, Bank Nagari Jalin Kerjasama dengan SemuaPay
Ekspansi ke Malaysia, Bank Nagari Jalin Kerjasama dengan SemuaPay
Pelajar SMAN 2 Tebo Bersuara dalam Pertemuan Iklim PBB di Azerbaijan
Pelajar SMAN 2 Tebo Bersuara dalam Pertemuan Iklim PBB di Azerbaijan