Tanggap Darurat Solok Selatan Diperpanjang Hingga 26 Desember

Lokasi darurat bencana di Solok Selatan

Dampak banjir yang melanda Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat (Foto: Irwanda/Langgam.id)

Langgam.id – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan (Solsel) memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor yang menerjang daerah beberapa waktu lalu.

Perpanjangan tanggap darurat akan dilakukan selama tujuh hari ke depan atau sampai tanggal 26 Desember 2019. Fokus masa tanggap darurat kedua ini untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat hingga kondisi membaik.

“Diperpanjang agar pemerintah dapat secara maksimal melayani masyarakat, korban bencana sampai masa pemulihan,” kata Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solsel, Richi Amran, Jumat (20/12/2019).

Menurutnya, penanganan bencana masih butuh waktu hingga beberapa hari ke depan. Hingga kini, situasi pascabencana belum juga kondusif. Hal ini melihat kondisi cuaca dengan intensitas hujan yang nyaris masih mengguyur setiap hari.

Cuaca yang cenderung ekstrim tersebut membuat penanganan menjadi sulit dan belum sepenuhnya selesai. Apalagi datang pula bencana baru yang juga menimbulkan dampak kerugian besar.

Keputusan itu menjadi perpanjangan yang kedua kalinya. Sebelumnya, Pemkab Solsel menetapkan masa tanggap darurat pada 22 November 2019 hingga 5 Desember. Kemudian diperpanjang hingga 19 Desember. Dan kali ini diperpanjang lagi selama sepekan.

“Pada Surat Keputusan (SK) pertama sudah sekali perpanjangan sampai tanggal 19 Desember. Tiba-tiba tanggal 13 Desember terjadi lagi bencana banjir susulan di wilayah Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Sungai Pagu dan SBH. Karena peristiwa terjadi di tengah-tengah masa tanggap, akhirnya diterbitkan SK kedua dengan perpanjangan seminggu lagi,” katanya.

Tanggap darurat SK kedua, memuat wilayah terdampak di tiga kenagarian Lubuk Ulangaling di Kecamatan SBH yang sebelumnya tidak tercantum pada SK pertama. Perpanjangan itu juga sudah disetujui pimpinan daerah dan unsur Forkopimda.

Selama bencana melanda, seluruh instansi ikut bekerjasama dan berkoordinasi tentang penanganan bencana. Begitu juga relawan dan NGO di Solsel dan dari luar daerah juga banyak yang turut serta melakukan penanganan bencana membantu pemerintah daerah dan masyarakat terdampak banjir.

“Demikian pula BNPB Pusat sudah turun ke Solsel, BPBD Provinsi dan daerah lain juga turut mendampingi kami,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga telah memindahkan posko utama penanganan darurat bencana ke pusat Kabupaten Padang Aro, tepatnya di kantor BPBD setempat. Keberadaan posko utama ditopang dengan dua posko lapangan yakni, di kantor Camat Sungai Pagu dan Sangir Batang Hari.

“Posko utama sudah kita pindahkan ke pusat kabupaten sejak minggu lalu,” Katanya. (*/ICA)

Baca Juga

Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi
Gubernur Sumbar Soal Bantuan Negara Asing: Kita Tidak Menghalangi
Kementerian Lingkungan Hidup melakukan penyegelan beberapa lokasi pertambangan dan memasang plang pengawasan di Padang Pariaman usai banjir melanda kawasan tersebut.
Kementerian LH Segel Pertambangan di Padang Pariaman Usai Dilanda Banjir
Presiden Prabowo Subianto saat mengunjungi warga korban banjir di Kasai Permai, Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (1/12/2025). Foto Sekretariat Presiden
Presiden Prabowo Dijadwalkan ke Sumbar Sabtu Besok, Tinjau Penanggulangan Bencana
Debit Batang Kuranji Naik Usai Kota Padang Diguyur Hujan
Debit Batang Kuranji Naik Usai Kota Padang Diguyur Hujan
Belasan pemuda bergantian meniti batang pohon kelapa sebagai jembatan darurat yang dibentangkan di Sungai Nanggang, Jorong Subarang Aia,
Air Sungai Nanggang Naik, Jembatan Darurat ke Subarang Aia Putus
Total kerugian sementara akibat bencana hidrometeorologi yang melanda Sumbar mencapai Rp1 triliun lebih. Hal itu diketahui dari data yang
BPBD Evakuasi 16 Jenazah Korban Galodo Silaing Jembatan Kembar