Langgam.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatra Barat (Sumbar) tengah mempersiapkan jalur non zonasi bagi calon siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tidak lolos seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online karena berada di blank zone dan akan mengoptimalisasi daya tampung di masing-masing sekolah di Sumbar.
Kepala Disdik Sumbar, Adib Alfikri mengakatan, blank zone merupakan dampak dari sistem zonasi yang diterapkan oleh pemerintah pusat. Zona kosong tersebut tidak terjangkau oleh daya tampung dari setiap sekolah.
"Solusinya kami meminta izin kepada Kemendikbud untuk menambah daya tampung, itu hasil konsultasi dan diskusi dari pusat," ujarnya di Padang, Senin (13/7/2020).
Optimalisasi daya tampung itu, jelas Adib, bukan menambah jumlah kelas, namun setiap kelas kuotanya akan ditambah, sehingga dapat menampung sebanyak 40 orang per masing-masing kelas.
Penambahan harus diikuti dengan sistem dan mekanisme, sebab data siswa akan terdata secara nasional di Kemnedikbud. Saat ini surat sudah dikirimkan ke Kemendikbud, tapi belum ada balasan.
"Secara prinsip sudah diizinkan, tetapi kita perlu dasar hukum, jadi kita menunggu izin dari pusat, kami berharap kementerian segera memberikan balasan," ungkapnya.
Disdik, kata Adib, juga berencana mengumumkan hal itu hari ini. Kemudian, calon siswa dapat mendaftar mulai 15-16 Juli. Setelah itu, akan ada verifikasi administrasi yang dilakukan oleh sekolah.
"Pelaksanaannya tidak online, apalagi jumlahnya juga tidak banyak, tapi tentu dengan protokol Covid-19, mereka akan mendaftar sekolah secara manual," jelasnya.
Lalu, bagi calon siswa yang mendaftar akan diadu nilainya dengan peserta lain, bukan dengan adu jarak tempat tinggal. Penerapan adu nilai, katanya, akan dapat diterima oleh masyarakat.
Ada sekitar 44 SMA yang tersebar di berbagai wilayah di Sumbar yang akan melakukan optimalisasi dari 200 lebih SMA yang ada. SMA tersebut melakukan optimalisasi karena daya tampungnya masih ada yang kosong.
"Kuota yang ada tidak semua sekolah, tapi kalau di Kota Padang itu semua SMA, mereka masih kekurangan siswa," katanya.
Jumlah kursi yang dapat ditampung untuk optimalisasi ini, jelas Adib, sebanyak 1.624 siswa yang tersebar di 44 sekolah. (Rahmadi/ZE)