Berita terbaru dan terkini hari ini: Yaqut Cholil Qoumas juga sempat menjadi sorotan publik dengan pernyataan Kemenag hadian untuk Nahdatul Ulama (NU).
Langgam.id - Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas kembali menjadi sorotoan publik. Kali ini, banyak yang mengancam Yaqut atas pernyataan yang membandingkan kebisingan suara azan dengan gonggongan anjing.
Namun, kontroversi Yaqut sejak menjabat sebagai Menag RI dan menajadi sorotan publik bukan kali ini saja.
Bahkan, usai dilantik jadi Menag RI, Yaqut sudah menjadi sorotan publik atas pernyataan agar melindungi kaum Syiah dan Ahmadiayah.
Berikut rangkuman Langgam.id atas pernayatan Yaqut Cholil Qoumas yang menjadi kontroversi dan disorot publik:
Yaqut Cholil Qoumas Minta Lindungi Kaum Syiah dan Ahmadiyah
Sehari usai dilantik menjadi Menag RI, pada 24 Desember 2020, Yaqut telah melontarkan pernyataan yang kontroversi, yaitu soal melindungi kaum Syiah dan Ahmadiyah.
Saat itu, Yaqut menyatakan agar kaum Syiah dan Ahmadiyah dilindungi, karena ia tak ingin ada kelompok beragama terusir dari kampung halaman mereka sendiri, karena keyaninan yang dianut.
"Mereka warga negara yang harus dilindungi," ujar Yaqut saat itu.
Pernyataan itu dilontarkan Yaqut untuk merespons permintaan Azyumardi Azra agar pemerintah mengafirmasi urusan minoritas.
Bahkan, Yaqut juga menegaskan, bahwa Kementerian Agama akan menjembatani perbedaan yang ada melalui dialog yang intensif.
Ucapkan Hari Raya Yaqut Cholil Qoumas untuk Komunitas Baha'i
Tak berselang beberapa bulan, tepatnya 26 Maret 2021, Yaqut kembali menjadi sorotan publik soal ucapan selamat untuk Komunitas Baha'i melalui sebuah video.
Yaqut juga menjadi bulan-bulan netizen saat itu.
Dalam video itu, Yaqut mengucapkan selamat Hari Raya Naw-Ruz ke-178 EB untuk Komunitas Baha'i.
"Suati hari pembaharuan yang menandakan musim semi spiritual dan jasmani, setelah Umat Baha'i menjalankan Ibadah Puasa selama 19 hari," ujar Yaqut dalam video itu.
Setelah ucapannya menajdi sorotan publik, Yaqut juga menjelaskan soal video ucapan selamat untuk komunitas Baha'i tersebut.
"Konstitusi kita tidak mengenal istilah ahama diakui atau tidak diakui. Juga tidak mengenal isti,ah mayoritas dan minorotas," ucap Yaqut.
Lalu, Yaqut juga merujuk hal itu pada Undang-undang PNPS tahun 1965. "Negara harus menjamin kehidupan seluruh warganya. Apapun agamanya, apapun keyakinannya," kata Yaqut melalui keterangan tertulisnya.
Doa untuk Semua Agama
Berselang sebulan, 5 April 2021, Yaqut kembali menjadi sorotan publik, karena ia meminta agar setiap kegiatan diisi dengan doa semua agama.
Hal itu disampaikan Yaqut dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemenag, Seninn (5/4/2021).
"Pagi ini saya senang, Rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Quran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi, akan lebih indah lagi, jika doanya semua agama diberikan kesempatan untuk memulai doa," ujar Yaqut.
Yaqut beralasan, bahwa Kementerian Agama bukan hanya memimpin atau melayani agama Islam saja. "Jangan kesannya rapat ormas Islam Kemenag, tidak. Kita ini Rakernas yang bukan hanya urusan agama Islam saja," ucapnya.
Kemenag Hadiah dari Negara untuk NU
Tak hanya sampai di sana, kontroversi yang dihadirkan Yaqut semakin menghebohkan. Kali ini Yaqut menyebutkan bahwa Kemenag merupakan hadiah negara untuk Nahdatul Ulama (NU).
Namun, pernyataan itu juga kembali dibantah Yaqut. Menurutnya, pernyataan yang ia lontarkan hanya untuk memotivasi dan itu disampaikan di internal keluarga besar NU.
"Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal," ujar Yaqut melalui keterangan tertulisnya, Senin (25/10/2021).
Bahkan, Yaqut menganggap apa yang ia lontarkan itu sebuah kewajaran. "Memberi semangat itu wajar, itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar, lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati," ucapnya.
Lalu, Yaqut juga menyebutkan, bahwa di Kementerian Agama, juga beragam dan memberikan afirmasi ke semua agama.
"Semuanya diberikan hak secara proporsional. Di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU," katanya.
Ibaratkan Kebisingan Gonggongan Anjing Seperti Suara Azan
Kali ini, Yaqut kembali menghadirkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat, dengan menyebutkan kebisingan gonggongan anjing sama dengan suara azan.
Menurut Plt. Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Sekretarian Jenderal Kemenag RI, Thobib Al Asyhar, pernyataan itu disampaikan Yaqut saat kunjungan kerja ke Pekanbaru.
Thobib juga membantah, bahwa Yaqut bukanlan membandingkan suara azan dengan suara anjing.
"Tapi, Menag sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan kebisingan pengeras suara,” ujar Thobib melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/2/2022).
Saat itu, sebut Thobib, Yaqut menjelaskan bahwa hidup di masyarakat yang plural diperlukan toleransi.
Jadi, lanjut Thobib, perlu pedoman bersama agar kehidupan harmoni tetap terawat dengan baik, termasuk tentang pengaturan kebisingan pengeras suara apa pun yang bisa membuat tidak nyaman.
Baca juga: Heboh Soal Menag Bandingkan Azan dengan Suara Anjing, Ini Kata Plt Karo HDI Kemenag RI
“Dalam penjelasan itu, Gus Menteri memberi contoh sederhana, tidak dalam konteks membandingkan satu dengan lainnya, makanya beliau menyebut kata misal,” katanya.
—