Dalam video itu, Yaqut mengucapkan selamat Hari Raya Naw-Ruz ke-178 EB untuk Komunitas Baha'i.
"Suati hari pembaharuan yang menandakan musim semi spiritual dan jasmani, setelah Umat Baha'i menjalankan Ibadah Puasa selama 19 hari," ujar Yaqut dalam video itu.
Setelah ucapannya menajdi sorotan publik, Yaqut juga menjelaskan soal video ucapan selamat untuk komunitas Baha'i tersebut.
"Konstitusi kita tidak mengenal istilah ahama diakui atau tidak diakui. Juga tidak mengenal isti,ah mayoritas dan minorotas," ucap Yaqut.
Lalu, Yaqut juga merujuk hal itu pada Undang-undang PNPS tahun 1965. "Negara harus menjamin kehidupan seluruh warganya. Apapun agamanya, apapun keyakinannya," kata Yaqut melalui keterangan tertulisnya.
Doa untuk Semua Agama
Berselang sebulan, 5 April 2021, Yaqut kembali menjadi sorotan publik, karena ia meminta agar setiap kegiatan diisi dengan doa semua agama.
Hal itu disampaikan Yaqut dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemenag, Seninn (5/4/2021).
"Pagi ini saya senang, Rakernas dimulai dengan pembacaan ayat suci al-Quran. Ini memberikan pencerahan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi, akan lebih indah lagi, jika doanya semua agama diberikan kesempatan untuk memulai doa," ujar Yaqut.
Yaqut beralasan, bahwa Kementerian Agama bukan hanya memimpin atau melayani agama Islam saja. "Jangan kesannya rapat ormas Islam Kemenag, tidak. Kita ini Rakernas yang bukan hanya urusan agama Islam saja," ucapnya.
Kemenag Hadiah dari Negara untuk NU
Tak hanya sampai di sana, kontroversi yang dihadirkan Yaqut semakin menghebohkan. Kali ini Yaqut menyebutkan bahwa Kemenag merupakan hadiah negara untuk Nahdatul Ulama (NU).
Namun, pernyataan itu juga kembali dibantah Yaqut. Menurutnya, pernyataan yang ia lontarkan hanya untuk memotivasi dan itu disampaikan di internal keluarga besar NU.
"Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal," ujar Yaqut melalui keterangan tertulisnya, Senin (25/10/2021).
Bahkan, Yaqut menganggap apa yang ia lontarkan itu sebuah kewajaran. "Memberi semangat itu wajar, itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar, lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati," ucapnya.
Lalu, Yaqut juga menyebutkan, bahwa di Kementerian Agama, juga beragam dan memberikan afirmasi ke semua agama.