Sumbar Rawan Gempa, DPRD Sumbar Ingatkan Gubernur Soal Aturan Tata Ruang

Sumbar Rawan Gempa, DPRD Sumbar Ingatkan Gubernur Soal Aturan Tata Ruang

Dok. Idenvi Susanto

Berita Gempa Pasaman Barat terbaru dan terkini hari ini: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatra Barat (Sumbar) mengingatkan gubernur dan pemerintah daerah soal tata ruang dan wilayah pasca  bencana gempa yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat.

Langgam.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatra Barat (Sumbar) mengingatkan gubernur dan pemerintah daerah soal tata ruang dan wilayah pasca  bencana gempa yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat.

Ketua DPRD Sumbar Supardi mengatakan dari DPRD sendiri juga telah memberikan sejumlah bantuan kepada korban gempa di Pasaman Barat dan Pasaman. Terutama anggota DPRD yang berasal dari dapil di sana juga terus berkoordinasi dalam penanganan gempa.

"Alhamdulillah kita terus berkoordinasi, seluruh daerah yang sulit dijangkau itu sudah dijangkau oleh BPBD dan BPBD, kita juga apresiasi para relawan yang telah hadir di sana," katanya di Gedung DPRD Sumbar, Jumat (5/3/2022).

Supardi mengatakan gempa di Pasbar merupakan semacam pelajaran bagi semua pihak terutama pemerintah, bahw Sumbar adalah daerah rawan bencana. Jika dilihat memang di Sumatera ini ada patahan Semangko. Hal ini perlu diwaspadai.

"Patahan semangko ini sangat-sangat rawan gempa, perlu kita waspadai, ini lebih berbahaya ketimbang tsunami, sebab tsunami punya waktu untuk menyelamatkan diri sementara gempa tidak," katanya.

Atas kondisi itu dia meminta gubernur agar mengkaji ulang soal aturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kalau memang perlu direvisi maka itu harus dilakukan. Begitu juga dengan pemerintah kabupaten kota agar merevisi peraturan RTRW untuk disesuaikan dengan potensi bencana di daerah masing-masing.

"Artinya begini, kalau daerah itu rawan bencana gempa tentu tidak kita bisa jadikan pemukiman padat, tentu tidak mungkin kita membangun infrastruktur di sana," katanya.

Dia mencontohkan, misalnya gubernur ingin membangun geopark di daerah Solok sebagai lokasi wisata internasional. Hal ini dinilai tidak tepat, karena Solok sangat rawan gempa. Lebih cocok misalnya membangun wisata agro disana atau membudidayakan pertanian.

"Kalau pertanian kita budayakan secara profesional maka itu menarik perhatian wisata dari luar atau dalam negeri, tapi kalau kita bangun infrastruktur secara permanen apalagi dibuat daerah perkotaan maka itu berbahaya," katanya.

Bagaimana pun menurutny gempa pasti akan terus terjadi di wilayah Sumbar, hanya saja tidak tahu kapan waktunya. Gempa di Sumbar hanya masalah waktu saja terjadinya. Gempa Pasaman Barat bisa dikatakan pengingat bahwa Sumbar rawan bencana.

Baca Juga

Mayoritas penduduk Sumatra Barat (Sumbar) adalah beragama Islam. Oleh karena itu, hampir di semua kabupaten/kota di Sumbar ditemukan banyak
Soal Penggantian Nama Masjid Raya Sumbar, Gubernur: Tidak Diganti, Hanya Dilengkapi
Langgam.id-Komplek Gubernuran
Gubernur Sumbar Gelar Open House
Ketua DPRD Sumbar Supardi mengajak masyarakat untuk menghindari berbagai jenis sogokan dalam pemilihan calon kepala daerah. Menurutnya Kota
Ketua DPRD Sumbar Ajak Warga Payakumbuh Bijak dalam Menentukan Sikap dalam Pilkada
Bersama dengan perhatian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia dalam menjalankan tugas-tugas dalam menilai dan melakukan pemeriksaan kegiatan kedewanan
Tingkatkan Sinergi Kabupaten/Kota, Forum Bagian Persidangan DPRD se-Sumbar Bakal Dibentuk
Meramaikan masjid dengan berbagai aktivitas kemasyarakatan, merupakan upaya untuk membentengi generasi muda dari maraknya pekat
Ketua DPRD Sumbar: Ramaikan Masjid Agar Bisa Bentengi Generasi Muda dari Pekat
Selama tahun 2023 hingga awal tahun 2024, kegiatan pengelolaan media sosial telah memberikan nuansa baru cara penyampaian informasi.
Kabag Persidangan Ingatkan Tim Kreatif DPRD Sumbar Terus Kembangkan Pemanfaatan IT dalam Pelayanan Publik