Sumbar Film Festival Roadshow di Pasaman

Sumbar Film Festival Roadshow di Pasaman

Roadshow Surfival di Pasaman. (Foto: Panitia Surfival 2019)

Langgam.id - Sumbar Film Festival (Surfival) 2019 menggelar roadshow terakhir di Pasaman, Sabtu (13/4/2019). Agenda ini dilaksanakan di aula KPN KOGSDA Lubuk Sikaping, didukung oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Pasaman.

“Pasaman dipilih karena memiliki tokoh perfilman nasional, Asrul Sani. Sebenarnya Pasaman sangat dekat dengan perfilman nasional. Mudah-mudah dengan adanya agenda atau Surfival ini menjadi motivasi atau cambuk bagi pelajar maupun komunitas disini untuk berkarya, dibidang film, mengingat tokoh film nasional muncul disini,” ujar Direktur Festival Derliati dalam siaran pers yang diterima Langgam.id.

Sama dengan roadshow sebelumnya, agenda kali ini juga dihadiri para sineas dari komunitas film, fotografi, serta pelajar di Pasaman.

Roadshow di Pasaman dihadiri narasumber yaitu, Donny Eros dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas dan S. Metron Masdison dari Lembaga Kebudayaan Ranah. Narasumber menjelaskan tagline atau slogan yang diusung pada tahun ini ‘Meminang Nusantara’.

“Ada beberapa tema yang bisa diangkat, sesuai dengan subsektor Ekraf yang dikelola Dinas Pariwisata Sumbar yaitu kuliner, seni budaya, kerajinan, fesyen, permainan tradisi, arsitektur dan alam,” ucap Eros.

Surfival 2019 mulai membuka penerimaan film pada 13 April-20 Juli 2019. Film yang diterima adalah kategori pelajar se-Sumatera bergenre fiksi, dan kategori umum se-Indonesia bergenre fiksi dan dokumeter.

“Film itu, mulai dulu dengan ide cerita. Bagaimana mencari ide cerita? Jangan katakan sulit. Mencari ide cerita itu gampang. Apalagi Pasaman punya tokoh sejarah Imam Bonjol, ya umumlah. Tapi ini saya kasih rahasia, keseniannya ‘Dikie Pano’ itu adalah kesenian yang bisa mengalahkan drumband Belanda sewaktu perang, hingga kuliner gulai asam durian, masih mau mengatakan sulit?” tutur Metron.

Eros menambahkan untuk membuat film tidak harus dengan budget yang tinggi atau alat yang mahal. Film dapat dibuat dengan alat seadanya, misalnya dengan memanfaatkan smartphone. Kamera sudah ada, sebagai perekam suara bisa, aplikasi untuk proses edit bisa diinstalkan. Tapi, harus sesuai dengan ide yang dibuat, misalnya tidak mungkin membuat film action sekelas Avengers atau The Raid dengan smarthphone.

Agenda lain pada Surfival tahun ini adalah kompetisi, screening, malam anugrah, dan distribusi film. Puncak Surfival 2019 berada pada malam anugrah yang diadakan pada Agustus nanti. (*/HM)

Baca Juga

Pabaruak, Film Terpilih Fesbul Bertemakan Kearifan Lokal Minangkabau Diputar di Kota Padang
Pabaruak, Film Terpilih Fesbul Bertemakan Kearifan Lokal Minangkabau Diputar di Kota Padang
Soenting Melajoe: Film Perdana tentang Roehana Koeddoes, Pahlawan Nasional dan Wartawati Pertama Indonesia
Soenting Melajoe: Film Perdana tentang Roehana Koeddoes, Pahlawan Nasional dan Wartawati Pertama Indonesia
Salah satu daerah di Sumbar terpilih menjadi lokasi syuting film Palm's Oil Love yang akan diproduksi oleh Yayasan Bentang Merah Putih.
Libatkan Aktor 2 Negara, Agam Akan Jadi Lokasi Syuting Film Palm's Oil Love
Saiyo Sakato, Nasi Padang dan Poligami
Saiyo Sakato, Nasi Padang dan Poligami
PW Muhammadiyah Sumbar saksikan Gala Premiere Film Buya Hamka
Gala Premiere Film Buya Hamka, Ketua PW Muhammadiyah Sumbar: Inspiratif dan Layak Ditonton
Kembangkan Surau dan Sasaran Sebagai Subjek Wisata, Film “Ke Surau, Aku Kembali” Mulai Diproduksi
Kembangkan Surau dan Sasaran Sebagai Subjek Wisata, Film “Ke Surau, Aku Kembali” Mulai Diproduksi