Langgam.id - Seorang dengan status Pasien Dalam Pantauan (PDP) covid-19 meninggal dunia di Semen Padang Hospital (SPH), Kota Padang, sabtu (10/10/2020) siang hari. Jenazah sempat tertahan di atas mobil ambulan sampai 4 jam karena hingga sore hari belum ada kesepakatan.
Jenazah pasien mengalami kesulitan proses pemakaman akibat sempat belum ada kesepakatan antara keluarga pasien dengan pihak rumah sakit. Keluarga menginginkan menyelenggarakan sendiri pemakaman. Pasien merupakan warga Padang, seorang remaja laki-laki yang juga mengidap autis.
Salah seorang pejabat SPH mengatakan pihak rumah sakit tidak mengizinkan keluarga membawa jenazah karena hal itu tidak sesuai dengan protokol pemakaman. Pasien harus menunggu hasil tes swab terlebih dahulu yang bisa keluar dalam waktu tiga hari.
"Tes swab untuk memastikan jenazah tidak ada tertular covid-19, kalau seandainya tertular nanti berbahaya bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya," katanya.
Karena tes swab baru bisa diketahui 3 hari lagi, sehingga jenazah harus dimakamkan di daerah Bungus Teluk Kabung sebagai tempat pemakaman khusus covid-19 Sumbar. Tetapi setelah penolakan dari keluarga, jenazah akhirnya dibawa dan dimakamkan oleh keluarga pasien.
Menurutnya keluarga diizinkan membawa pasien setelah menandatangani surat pernyataan. Keluarga harus bertanggungjawab kalau hasil tes swab nantinya positif covid-19. Kemudian masyarakat di sekitarnya juga harus menerima pasien tersebut.
"Akhirnya dikuburkan di pemakaman keluarga, tetapi ada surat pernyataan pihak keluarga yang bertanggungjawab, mana yang diduga terpapar akan di tes swab," katanya.
Ia mengimbau agar masyarakat dapat memahami bahwa dalam aturan jika PDP Covid-19 meninggal, maka harus dikuburkan dengan protokol pemakaman covid-19 agar tidak menularkan kepada orang lain. Aturan tersebut merupakan ketetapan dari pemerintah.
"Harusnya dikuburkan di Bungus, kalau memang negatif nanti bisa dipindahkan kuburannya, tapi keluarga minta di rumah, tidak berani rumah sakit melepaskan, masyarakat diharapkan mengerti itu,"katanya.
Dia berharap agar masyarakat memahami hal ini. Pihak rumah sakit juga memahami kondisi keluarga mengalami kemalangan, tetapi hal itu bisa berbahaya jika tidak diterapkan sesuai protokol pemakaman. (Rahmadi/ABW)