Sorot Penanganan Stunting, Politisi Golkar Evelinda: Harus Diperangi Demi Generasi Emas 2045

Politisi Partai Golkar Evelinda

Evelinda, SE, MM, bersama Ketum PP KPPG Airin Rachmi Diany. (Sumber: Istimewa)

Infolanggam- Politisi Golkar Evelinda menyorot masalah stunting di Indonesia. Pasalnya, masalah kesehatan itu mengancam pertumbuhan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) anak bangsa.

Berdasarkan survei Status Gizi Nasional (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen. Meski menurun dari 24,4 persen di 2021, angka tersebut masih terbilang tinggi.

Diketahui, target prevalensi stunting di 2024 sebesar 14 persen dan standar dari WHO sendiri harus berada di bawah angka 20 persen.

"Masalah stunting tidak main-main. Ini bisa menyebabkan penurunan kualitas SDM di masa yang akan datang," kata Evelinda, Sabtu (16/9/2023).

Caleg Partai Golkar Dapil 1 Sumbar itu mengatakan, percepatan penanganan stunting perlu dukungan bersama, tidak hanya pemerintah pusat hingga ke daerah. Anggota DPR mestinya juga bersinergi dengan alokasi anggaran untuk melawan stunting.

Sebagai seorang perempuan, Evelinda merasa terpanggil untuk menyuarakan pengentasan stunting. Sebab, kondisi kesehatan anak yang baru lahir bergantung kepada gizi ibunya saat hamil hingga menyusui.

"Stunting ini ancaman generasi karena berpotensi memperlambat perkembangan otak. Dampak jangka panjangnya bisa keterbelakangan mental dan penyakit lainnya," kata putri asli Nagari Salayo.

Evelinda mengatakan, kesehatan merupakan salah bidang akan menjadi fokus perhatiannya kelak jika terpilih menjadi anggota DPR RI. Menurutnya, menciptakan generasi emas 2045 tidak terlepas dari kesehatan orang tuanya. Atas dasar itu, stunting harus dihilangkan dari Indonesia.

Evelinda menyebutkan, masalah stunting berkaitan dengan erat dengan seorang ibu. "Bagaimana ASI ekslusifnya kepada bayi baru lahir. Perkembangan di posyandu hingga MPASI begizi kaya protein. Stunting ini memang harus kita perangi bersama demi generasi bangsa berkualitas," katanya.

Di sisi lain, prevelansi stunting di Sumbar mengalami peningkatan. Berdasarkan SSGI, angka stunting Sumbar tahun 2021 sebesar 23,3 persen sudah berada di bawah rata-rata nasional. Namun, tahun 2022 mengalami kenaikan 1,9 persen menjadi 25,2 persen. Otomatis saat ini angka stunting di Sumbar berada di atas rata-rata nasional, yaitu 21,6 persen.

Baca Juga

Kakak-Adik di Solok Berebut Rumah Berujung Dibakar, 2 Balita Nyaris Jadi Korban
Kakak-Adik di Solok Berebut Rumah Berujung Dibakar, 2 Balita Nyaris Jadi Korban
Pesantren Taruna Rabbani di Solok Temukan Kloning Gas, 100 Persen Organik
Pesantren Taruna Rabbani di Solok Temukan Kloning Gas, 100 Persen Organik
Hujan deras disertai angin kencang melanda Kabupaten Solok, Sumbar, sejak Rabu hingga Kamis (26-27/2/2025). Akibatnya sembilan daerah
9 Daerah di Kabupaten Solok Dilanda Banjir, Longsor dan Pohon Tumbang
Sekda Kabupaten Solok, Medison mengungkapkan bahwa masih ada lebih dari 1.300 keluarga di daerah itu yang belum menikmati listrik.
1.300 Keluarga di Kabupaten Solok Belum Menikmati Listik
Wakil Ketua Komisi VI DPR-RI Andre Rosiade tak pernah lelah memperjuangkan pemerataan sinyal telekomunikasi atau seluler untuk masyarakat
Dirut Telkomsel Terima Permohonan Pembangunan BTS untuk 6 Nagari di Solok
Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dijadwalkan ke Sumatra Barat (Sumbar)
Bahlil Akan ke Sumbar, Resmikan Kantor Golkar hingga Hadiri Batagak Pangulu