Solusi Ramah Lingkungan dan Sehat

Syaifuddin Islami

Bertani organik adalah suatu bentuk pertanian yang didasarkan pada prinsip-prinsip alam dan menggunakan metode pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Bertani organik melibatkan penggunaan pupuk organik, pengendalian hama alami, dan praktik-praktik pertanian lainnya yang tidak bergantung pada pestisida dan bahan kimia sintetis. Bertani organik juga seringkali melibatkan rotasi tanaman, tanaman campuran, dan pemanfaatan sumber daya lokal.

Sejarah bertani organik bisa ditelusuri hingga abad ke-19 ketika beberapa ahli pertanian mulai mempelajari hubungan antara kesehatan tanah dan kesehatan manusia. Pada awal abad ke-20, sejumlah petani mulai menggunakan metode pertanian organik, seperti penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama alami.

Namun, gerakan bertani organik modern bermula di Jerman pada tahun 1920-an. Rudolf Steiner, seorang filsuf dan pendiri gerakan antroposofi, mengembangkan sistem pertanian organik yang disebut sebagai "agrikultur biologisch" atau pertanian biologis. Selama tahun 1930-an, metode pertanian organik ini menyebar ke seluruh Eropa, termasuk Inggris, Austria, dan Italia.

Pada tahun 1970-an, gerakan bertani organik mulai berkembang di Amerika Serikat dan Kanada. Gerakan ini dipelopori oleh petani dan konsumen yang prihatin dengan efek buruk penggunaan pestisida dan bahan kimia sintetis dalam pertanian konvensional.

Seiring berjalannya waktu, bertani organik semakin populer di seluruh dunia dan menjadi salah satu solusi untuk mempromosikan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Saat ini, banyak negara telah memiliki peraturan dan sertifikasi untuk menjamin keamanan dan kualitas produk pertanian organik.

Pertanian organik mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1990-an. Namun, perkembangannya masih terbatas dan masih dianggap sebagai suatu hal yang baru bagi sebagian besar petani dan masyarakat Indonesia. Pertanian organik dapat dianggap sebagai bentuk pertanian yang paling awal, karena pada masa primitif manusia sudah mengembangkan teknik-teknik pertanian organik untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia menerbitkan Undang-Undang tentang Pertanian Organik, yang memberikan dasar hukum bagi pengembangan pertanian organik di Indonesia. Kemudian, pada tahun 2002, pemerintah juga menerbitkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Sistem Pertanian Organik Nasional (SPO), yang memuat standar nasional untuk produksi pertanian organik di Indonesia.

Sejak saat itu, perkembangan pertanian organik di Indonesia semakin pesat. Banyak petani dan pelaku usaha pertanian yang mulai beralih ke pertanian organik sebagai alternatif pertanian konvensional yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Saat ini, pertanian organik di Indonesia meliputi berbagai jenis tanaman, seperti padi, jagung, kopi, sayuran, buah-buahan, dan sebagainya.

Pemerintah Indonesia juga telah mengembangkan berbagai program dan kebijakan untuk mendukung pengembangan pertanian organik di Indonesia, seperti penyediaan bantuan teknis, pelatihan, dan pengembangan pasar. Beberapa program penting termasuk Program Nasional Pertanian Organik dan Perhutanan Sosial (P3OS), Program Satu Juta Hektar Pertanian Organik (SJHPO), dan Program Sertifikasi Pertanian Organik.

Meskipun demikian, pengembangan pertanian organik di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya dukungan keuangan dan teknis, kesulitan dalam memasarkan produk organik, dan masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertanian organik. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang lebih besar dari semua pihak, baik pemerintah, petani, maupun masyarakat, untuk terus mendukung dan mengembangkan pertanian organik di Indonesia.

Who

Gerakan pertanian organik modern dapat dikatakan memiliki banyak pelopor di seluruh dunia, namun di antara mereka, terdapat beberapa tokoh yang dianggap sebagai pelopor pertanian organik yang paling penting. Berikut beberapa di antaranya:

Sir Albert Howard (1873-1947): Howard adalah seorang ahli pertanian Inggris yang banyak dianggap sebagai "Bapak Pertanian Organik Modern". Ia mengembangkan metode pertanian organik yang dikenal sebagai "Sistem Howard" yang menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik, pengolahan tanah, dan penggunaan mikroorganisme untuk meningkatkan kesuburan tanah. Rudolf Steiner (1861-1925): Steiner adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan pendiri gerakan antroposofi. Ia mengembangkan metode pertanian organik yang disebut sebagai "agrikultur biologisch" atau pertanian biologis. Metode ini menekankan pentingnya keselarasan antara makhluk hidup dan lingkungan, serta menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dalam pertanian. J.I. Rodale (1898-1971): Rodale adalah seorang pengusaha dan tokoh lingkungan Amerika Serikat yang mendirikan majalah "Organic Farming and Gardening" pada tahun 1942. Ia mempromosikan pertanian organik melalui majalahnya dan mendirikan Institut Rodale pada tahun 1947 untuk mendukung pengembangan pertanian organik. Masanobu Fukuoka (1913-2008): Fukuoka adalah seorang petani dan ahli pertanian Jepang yang dikenal karena konsepnya tentang "pertanian alami". Ia mengembangkan metode pertanian organik yang menekankan pentingnya kesederhanaan dan keselarasan dengan alam. Rachel Carson (1907-1964): Carson adalah seorang ahli biologi dan penulis Amerika Serikat yang dikenal karena bukunya yang kontroversial "Silent Spring" pada tahun 1962. Buku ini mengungkapkan efek buruk penggunaan pestisida dan bahan kimia sintetis dalam pertanian konvensional, dan memicu gerakan lingkungan yang lebih luas untuk mempromosikan pertanian organik dan ramah lingkungan.

Pertanian organik saat ini telah berkembang, beberapa negara telah menjadi pusat pertumbuhan dan pengembangan pertanian organik yang lebih signifikan, di antaranya: Jerman yang menjadi pelopor gerakan pertanian organik modern pada awal abad ke-20 melalui sistem pertanian biologis yang dikembangkan oleh Rudolf Steiner. Saat ini, Jerman masih menjadi salah satu produsen dan konsumen pertanian organik terbesar di Eropa. Amerika Serikat yang berkembang pesat tahun 1970-an, ketika petani dan konsumen mulai prihatin dengan efek buruk penggunaan pestisida dan bahan kimia sintetis dalam pertanian konvensional. Saat ini, Amerika Serikat menjadi salah satu produsen dan konsumen pertanian organik terbesar di dunia. Prancis negara Eropa dengan jumlah petani organik terbesar dan pasar produk organik terbesar kedua di Eropa setelah Jerman. Pertanian organik di Prancis telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, dengan pengembangan banyak kelompok petani organik dan pasar organik. Italia negara dengan jumlah petani organik terbesar di Eropa, dan juga memiliki banyak pasar organik dan restoran organik. Pertanian organik di Italia telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, terutama di daerah Tuscany. Pertanian organic di negara Australia telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Australia memiliki banyak kelompok petani organik dan pasar organik, serta regulasi pemerintah yang kuat untuk memastikan kualitas produk organik.

Bertani organik dianggap sebagai solusi ramah lingkungan karena bertani organik tidak menggunakan bahan kimia sintetis dan pestisida dalam prosesnya. Bahan kimia sintetis dan pestisida tersebut dapat mencemari tanah, air, dan udara, serta membahayakan keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia.

Selain itu, dalam bertani organik, petani lebih memanfaatkan teknik alami untuk menjaga kesuburan tanah dan ekosistem yang seimbang, seperti menggunakan pupuk organik, memanfaatkan sistem tanam berkelanjutan, dan pengendalian hama dengan metode biologi. Hal ini dapat meningkatkan kualitas tanah dan menjaga keberlangsungan lingkungan hidup.

Pada akhirnya, bertani organik dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan, tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya.

Tata cara bertani organik melibatkan beberapa prinsip dan praktik yang berbeda dari pertanian konvensional. Bertani organik yang umum dilakukan diantaranya;

  1. Penggunaan bahan organik: Pertanian organik membutuhkan penggunaan bahan organik yang berasal dari alam, seperti pupuk organik, kompos, dan bahan organik lainnya. Bahan organik ini membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tanah dan meningkatkan kualitas tanah.
  2. Tidak menggunakan pestisida dan herbisida sintetis: Pestisida dan herbisida sintetis sangat dilarang dalam pertanian organik, karena dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Sebagai gantinya, petani organik menggunakan metode pengendalian hama dan penyakit yang alami, seperti penggunaan predator alami atau tanaman perangkap.
  3. Rotasi tanaman: Rotasi tanaman sangat penting dalam pertanian organik untuk mencegah kelelahan tanah dan mengurangi risiko serangan hama dan penyakit. Rotasi tanaman juga membantu meningkatkan kualitas tanah dan produksi tanaman.
  4. Konservasi air dan energi: Pertanian organik biasanya melibatkan penggunaan teknik konservasi air dan energi untuk meminimalkan penggunaan sumber daya alam yang berharga. Misalnya, petani organik sering menggunakan teknik irigasi tetes dan teknologi efisiensi energi.
  5. Memperhatikan keberlanjutan: Pertanian organik memperhatikan keberlanjutan jangka panjang dan menjaga kelestarian lingkungan. Praktik pertanian organik yang berkelanjutan termasuk penggunaan teknik alami, penggunaan sumber daya alam yang bijaksana, dan penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem.
  6. Sertifikasi organik: Sertifikasi organik adalah proses di mana petani organik mendapatkan sertifikat dari lembaga pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat yang menjamin bahwa produk mereka diproduksi dengan cara organik dan memenuhi standar yang ditetapkan untuk pertanian organik.

Untuk memajukan pertanian organik, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak, antara lain:

  1. Pemerintah: Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan, regulasi, dan anggaran untuk mengembangkan pertanian organik. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan pelatihan dan pendampingan bagi petani yang ingin beralih ke pertanian organik.
  2. Petani: Petani memainkan peran penting dalam pengembangan pertanian organik. Mereka dapat beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik, dan mempraktikkan teknik bertani organik yang tepat untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman.
  3. Konsumen: Sebagai konsumen yang cerdas, kita dapat mendukung pertanian organik dengan cara membeli produk-produk pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan membeli produk organik, kita dapat membantu para petani yang berupaya untuk beralih ke pertanian organik dan mengurangi penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya dalam pertanian..
  4. LSM dan kelompok masyarakat: LSM dan kelompok masyarakat juga dapat memberikan dukungan dan advokasi terhadap pertanian organik, seperti memberikan pelatihan, kampanye publik, dan mengadakan kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pertanian organik. Maporina Sumbar, Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat ikut terlibat dalam mendorong petani untuk memajukan pertanian organic di Sumatera Barat dengan program yang sudah mulai dikembangkan di daerah. Dangau Inspirasi Ir. Joni, yang memotivasi para petani di Sumatera Barat untuk beralih ke pertanian organik. Disini dilakukan pelatihan dan pendampingan bagi petani dalam menerapkan pertanian organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan memperkuat ketahanan pangan di daerah Sumatera Barat. Program ini berhasil mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat.Bottom of Form
  5. Perguruan tinggi: Perguruan tinggi dapat berperan dalam pengembangan pertanian organik melalui riset dan pengembangan, memberikan pelatihan dan pendidikan untuk petani, serta melakukan kampanye dan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat pertanian organik. Salah satu Kampus yang konsern dalam mendorong perkembangan pertanian di Sumatera Barat adalah Universitas Tamansiswa Padang dengan keunikan program studi diarahkan kepada pertanian organic yang mengarah riset dosen dan penelitian mahasiswa kepada pertanian organic dengan mengembangkan pupuk organic.
  6. Pesohor dunia juga peduli dengan pertanian organik. Pangeran Charles dari Inggris adalah seorang penggemar pertanian organik dan telah mempraktikkan pertanian organik di lahan milik keluarga kerajaan selama beberapa dekade. Dia juga mendirikan Duchy Originals, sebuah merek makanan organik yang mendukung pertanian organik dan keberlanjutan lingkungan. Leonardo DiCaprio: Aktor ini dikenal sebagai seorang aktivis lingkungan dan terlibat dalam berbagai gerakan lingkungan, termasuk pertanian organik dan keberlanjutan pangan. Dia juga mendukung kampanye untuk mengurangi penggunaan pestisida dan beralih ke pertanian organik.

Dengan kerjasama dan partisipasi aktif dari semua pihak, pertanian organik dapat terus dikembangkan dan berkontribusi dalam memperbaiki kualitas lingkungan, kesehatan masyarakat, serta ekonomi petani.

*Dosen Agroteknologi Unitas Padang

*Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Wilayah Sumatera Barat

Baca Juga

Inovasi Pertanian 'Basawah Pokok Murah', Komisi IV DPR Tantang Kementan Perkuat Riset di Sumbar
Inovasi Pertanian 'Basawah Pokok Murah', Komisi IV DPR Tantang Kementan Perkuat Riset di Sumbar
Meski Libur Pilkada Serentak, Pemko Padang Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Buka
Meski Libur Pilkada Serentak, Pemko Padang Pastikan Layanan Kesehatan Tetap Buka
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat anumerta kepada AKP Ryanto Ulil Anshari yang
Penembakan di Polres Solsel, PBHI Sumbar Desak Evaluasi Perlindungan Pejuang Lingkungan
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
Stockpile Batu Bara Diduga Ilegal Ditemukan di Pinggir Jalan Lintas Padang - Painan
Stockpile Batu Bara Diduga Ilegal Ditemukan di Pinggir Jalan Lintas Padang - Painan