Soal Buaya di Pantai Carocok, BKSDA: Mungkin Sedang Migrasi

Soal Buaya di Pantai Carocok, BKSDA: Mungkin Sedang Migrasi

Ilustrasi (pixabay.com)

Langgam.id - Seekor buaya muncul di kawasan objek wisata Pantai Cerocok, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat (Sumbar). Kemunculan reptil bertubuh besar ini diketahui telah berlangsung sejak seminggu belakangan. Kondisi tersebut membuat resah wisatawan dan masyarakat setempat.

Terkait keberadaan buaya di lokasi keramaian ini, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mengklaim telah menyurati Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar. Kedua pihak juga langsung menggelar rapat koordinasi di Kantor Bupati Pesisir Selatan, Rabu (21/8/2019).

“Tadi pukul 10.00 WIB, kami melakukan rapat dengan pihak terkait. Rapat ini membahas perkembangan terakhir sekaitan dengan kemunculan buaya,” ujar Kepala Resor BKSDA Pesisir Selatan Bilmar dihubungi langgam.id, Rabu (21/8/2019) siang.

BKSDA Pesisir Selatan juga mengklaim telah melakukan mitigasi konflik beberapa hari lalu, pasca informasi kemunculan buaya. Bahkan, pihaknya melakukan verifikasi akan keberadaan buaya tersebut. Dipastikan, satwa itu berjenis buaya muara bernama latin 'crocodylus porosus'.

Bilmar mengungkapkan, hasil analisanya, terdapat beberapa faktor yang membuat buaya muncul di perairan Pantai Carocok. Salah satunya karena banyak sisa daging hewan kurban Idul Adha yang tidak layak dikonsumsi dibuang masyarakat ke aliran sungai dan laut.

“Itu (sisa daging) dibuang di sungai dan laut mengundang satwa liar untuk datang (muncul),” katanya.

Kedua, kemunculkan buaya dipicu faktor terdesak dari habitat aslinya karena minimnya pasokan makanan. Apalagi, habitat buaya yang dulunya rawa dikelilingi bakau dan nipah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.

“Atau karakter buaya sesuai penelitian para ahli itu berimigrasi ke muara lain dan kemungkinan berlabuh ke Teluk Painan. Karena gini, buaya ini jenis satwa perenang buruk,” bebernya.

"Karena perenang buruk, buaya menompang di aliran ombak dan akhirnya berlabuh ke Muara Painan dan Teluk Painan. Sampai nanti ombak berikutnya mengantarkan buaya ke muara yang menjadi tujuannya,” sambung Bilmar.

Hingga kini, BKSDA baru bisa memberikan tahapan peringatan kepada masyarakat dan wisatawan agar tidak dulu melakukan aktivitas terlalu dekat dengan titik perjumpaan buaya. Sebab, pihaknya baru bisa melakukan evakuasi ketika telah terjadi konflik antara buaya dengan manusia.

Dari inventarisasi BKSDA bersama para ahli, penyebaran habitat buaya di Kabupaten Pesisir Selatan tersebar di beberapa wilayah. Di antaranya, di Kecamatan Silaut, Lunang, Sutera, dan Koto XI Tarusan. Populasinya pun masih dalam kategori cukup banyak.

Di sisi lain, pihaknyat tidak bisa memprediksikan panjang buaya yang muncul di kawasan objek wisata itu. Namun, buaya muara tersebut diperkirakan berusia cukup dewasa. “Fenomena buaya di pantai ini pertama kali terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan,” pungkasnya. (Irwanda/RC)

Baca Juga

Jalan Baru Pesisir Selatan-Solok Persingkat Waktu Tempuh Jadi Hanya 1,5 Jam
Jalan Baru Pesisir Selatan-Solok Persingkat Waktu Tempuh Jadi Hanya 1,5 Jam
Langgam.id - Meningkatnya jumlah penderita DBD di Kelurahan Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang membuat warga cemas.
Antisipasi DBD, Puskesmas Tanjung Makmur Lakukan Fogging di Kecamatan Silaut
Bendungan Irigasi Koto Kandis di Pesisir Selatan Mulai Diperbaiki
Bendungan Irigasi Koto Kandis di Pesisir Selatan Mulai Diperbaiki
Ketua KPU Pesisir Selatan, Aswandi mengungkapkan bahwa hanya dua pasangan bakal calon (Balon) Bupati dan Wakil Bupati Pessel
KPU Pessel: Hanya 2 Paslon Bupati dan Wabup yang Konfirmasi Mendaftar di Pilkada 2024
Dinas Kesehatan Pesisir Selatan Lakukan RCA PIN Polio
Dinas Kesehatan Pesisir Selatan Lakukan RCA PIN Polio
Ruang Komunitas Digital Desa (RKDD) Nagari Lunang Selatan mengadakan pelatihan desain grafis dan affiliate marketing pada Sabtu (3/8/2024).
Nagari Lunang Selatan Genjot Skill Digital Warga dengan Pelatihan Desain Grafis dan Affiliate Marketing