Langgam.id - SMAN 2 Solok Selatan (Solsel) di Bidar Alam, turut ambil bagian mewariskan sejarah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang pernah terjadi di wilayah tersebut.
Keberadaan PDRI merupakan bagian penting dari perjalanan Republik Indonesia. Perjalanannya pun juga sudah tercatat ke dalam sejarah nasional karena sudah terintegrasi membuat persatuan.
Namun, sejarah perjalanannya di Sumatra Barat (Sumbar), hanya sedikit sekali dibahas. Para sejarawan saat ini tengah berupaya menyarankannya untuk masuk ke dalam kurikulum pendidikan secara nasional.
"Sejarah PDRI di Bidar Alam ini sangat sedikit sekali dibahas dalam catatan sejarah nasional. Sekarang bukan itu lagi yang dipersoalkan. Tapi bagaimana sejarah itu tetap tumbuh dan terawat di wilayah ini," kata Kepala SMAN 2 Solsel, M Sukamto kemarin.
Menurutnya, sejarah kemerdekaan bangsa dapat menebar inspirasi. Tugas semua pihaklah yang mesti mewariskannya ke generasi. Sehingga mereka dapat belajar dari tokoh dan peristiwa yang ada dalam sejarah bangsa ini.
SMAN 2 Solsel sendiri, lanjutnya, memiliki kiat dalam menanamkan perjalanan PDRI di Bidar Alam di benak para pelajarnya. Pertama dengan membentuk tim teater sekolah yang kerap menampilkan bagaimana kisah sebuah radiogram dari Pulau Jawa itu sampai ke Bidar Alam.
Anak-anak teater sekolah itu dibina dan diberikan kesempatan untuk memperagakan drama kolosal perjuangan putra putri pertiwi dalam mempersembahkan kemerdekaan. Berjuang mempertahankan pemerintahan darurat ketika negara sedang krisis. Drama ini akan ditampilkan tiap tahun di hari-hari peringatan kemerdekaan RI dan bela negara.
Selain itu, katanya, pihak sekolah juga melibatkan anak didiknya pada perkumpulan silek randai tradisional di nagari. Membawakan juga kisah-kisah perjuangan para pahlawan bangsa. Termasuk riwayat-riwayat tokoh-tokoh Minangkabau dalam cerita.
"Ini semua kita lakukan agar ke depan tidak ada lagi alumni SMAN 2 Solsel yang tidak kenal sejarah PDRI. Justru, sebagai putra daerah, mereka lah yang sejatinya harus lebih tahu tentang sejarah ini nantinya," ujarnya. (*/ICA)