Langgam.id - Sineas kenamaan Australia kelahiran Kanada Steve Jaggi membagikan pengalaman dalam membuat film, serta memotivasi filmmaker Sumatra Barat untuk lebih giat berkarya dalam bentuk film di tengah kemajuan teknologi saat ini.
Ia hadir sebagai pembicara utama dalam Master Class Membuat Film di Era Streaming yang digelar Keduataan Besar Australia bekerjasama dengan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UNP, sebagai bagian dari rangkaian Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Steve Jaggi, Produser Film dan CEO Jaggi Entertainment itu sudah melahirkan banyak karya lewat rumah produksi “Jaggi Entertainment” dan buat rumah produksi lainnya. Beberapa filmnya antara lain Love Is in The Air, Dive Club, dan Rip Tide, dan lain-lain. Banyak diantaranya juga telah ditayangkan di berbagai platform nonton online, seperti Netflix.
Steve Jaggi hadir membagikan pengalamannya dalam memproduksi dan menghasilkan karya film dalam master class yang diikuti mahasiswa maupun sineas di Padang dan Bukittinggi.
“Dalam banyak pengembangan cerita, kami tidak mencoba untuk menceritakan hal-hal yang kompleks. Kami selalu berangkat dari cerita-cerita yang sederhana. Namun dari cerita sederhana itu, kita mampu memasuki dunia yang lebih besar,” ujarnya membagi cerita.
Menurut Jaggi, membuat film tidak harus menunggu kisah yang kompleks, tetapi mulailah dengan mengangkat ide-ide yang sederhana.
“Anda bisa melihat bahwa salah satu film saya, Love Is in the Air, ini berangkat dari satu ide cerita yang sederhana, romance. Namun anda juga bisa melihat, film ini dapat memotret dunia yang lebih luas, pemandangan yang indah, dan alam Australia tentu saja,” tambahnya.
Kegiatan yang digelar di Laboratorium FIS Universitas Negeri Padang ini, juga dihadiri oleh Amanda Panayotou, Second Secretary Public Diplomacy Australian Embassy Jakarta, Dekan FIS UNP Afriva Khaidir, Kantor Layanan Internasional UNP Desvalini Anwar, dan Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi UNP AB Sarca Putera.
Amanda berharap kegiatan ini meningkatkan pemahaman dan antusiasme peserta untuk membuat film, sekaligus tentu saja sebagai ajang meningkatkan hubungan Indonesia-Australia.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNP menyambut dan menyampaikan selamat atas kolaborasi yang dapat memberikan manfaat kepada akademisi dari berbagai kampus dan juga komunitas Film Maker di Sumatra Barat ini.
Sebagai perguruan tinggi, UNP memiliki beberapa program studi yang memungkinkan untuk memberi ruang eksplorasi dan belajar lebih dalam tentang film, salah satu diantaranya adalah Program Studi Ilmu Komunikasi.
“Tentu, UNP sangat mendukung langkah kolaborasi ini. Selanjutnya, kamis besok, UNP akan turut meresmikan Corner “Aussie Banget” di Gedung Perpustakaan Pusat UNP yang telah memiliki fasilitas pendukung dalam pembelajaran dan pengembangan keterampilan mahasiswa-mahasiswa UNP,” ungkap Afriva. (*/Fs)