Langgam.id-Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatra Barat, mengingatkan 4 paslon gubernur dan wakil gubernur tidak lagi saling hujat dan saling lapor dalam pesta demokrasi. Termasuk tidak melakukan tuntutan sampai ke Mahkamah Konstitus pasca pemilihan.
Ketua Umum LKAAM Sumbar, M Sayuti, Dt Rajo Panghulu mengatakan, ninik mamak dari LKAAM Sumbar sangat berharap pesta demokrasi ini dilaksanakan dengan jujur, aman, damai dan berintegritas. "Lantaran hanya satu kali pemilihan kita saling berdendam, berkusumat dan bermusuhan yang tidak baik buat adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah," katanya di Kantor LKAAM, Rabu (25/11/2020).
Menurutnya, siapapun yang terpilih sebagai pemimpin, itu adalah ketetapan Tuhan dan bukan ketetapan manusia. "Karena merupakan ketetapan Tuhan, tidak perlu lagi saling menggugat dan saling menghujat," imbuhnya.
Menurutnya, siapapun yang terpilih bisa menjadi mitra untuk LKAAM dimasa depan. Sedangkan bagi yang tidak terpilih, bisa menerima ketetapan tersebut dan bersama-bersama memajukan Sumbar menjadi lebih baik.
"Kita berharap setelah demokrasi, tidak ada lagi yang tidak bersapaan. Kemudian bagi yang terpilih, jadilah gubernur untuk Sumbar secara keseluruhan, dan jangan menjadi gubernur untuk partai serta tidak ada lagi saling sapa," kata Sayuti.
Ia menyebut, semua pihak harus menciptakan pilkada badunsanak. Tidak ada lagi praktek korupsi seperti bagi-bagi uang saat kampanye."Kita berharap jangan sampai ada gubernur Sumbar yang sampai tertangkap tangan KPK," katanya.
Diketahui, dalam pertemuan itu, hadir keempat pasangan calon ataupun yang mewakilkan. Pasangan calon nomor 1 dihadiri Cagub Mulyadi. Budi Syukur merupakan perwakilan dari paslon nomor 2, kemudian paslon nomor urut 3 hadir Cagub Fakhrizal, terakhir paslon nomor 4 dihadiri oleh Cawagub Audy Joinaldi.(Rahmadi/Ela)