PalantaLanggam - Batu busuk merupakan salah satu pkampung di kecamatan Pauh kota Padang yang lokasinya berdekatan dengan kampus Universitas Andalas. Sejak dulu kampung Batu Busuk terkenal sebagai penghasil durian dari kota Padang.
Musim durian di Batu Busuk tak sama untuk setiap tahunnya. Panen raya berlangsung selama kurang lebih sebulan. Pada saat puncak panen raya, buah durian yang dikeluarkan dari Batu Busuk bisa mencapai 6 – 8 ton per hari.
Buah durian merupakan buah musiman sehingga tidak tersedia sepanjang masa. Walaupun teknologi untuk mengatur pembungaan dan pembuahan tanaman durian ada, tetapi pelaksanaan teknologi tersebut sulit.
Apalagi dengan kondisi tanaman durian yang ada merupakan tanaman durian hutan yang biasanya tidak dibudidayakan secara intensif. Hal ini disampaikan oleh Dr. PK Dewi Hayati yang mendampingi kegiatan pengembangan durian di Batu Busuk selama tiga tahun terakhir.
“Untuk bisa menikmati durian sepanjang musim tentu dibutuhkan teknologi pengolahan. Produk olahan durian tidak hanya menjadi nilai tambah bagi buah durian itu sendiri, namun juga menjadi upaya penting bagi pengembangan Batu Busuk sebagai kampung durian di kota Padang,” katanya.
Kalau sedang panen raya, buah durian yang rasanya hambar tidak dijual. Kami tinggalkan saja di kebun. Begitu juga dengan buah durian yang sudah belah” ujar Nena, ketua PKK Batu Busuk yang mengikuti kegiatan pengolahan durian menjadi berbagai bersama ibu-ibu PKK lainnya pada Sabtu, 14 Maret 2020.
Pengabdian Universitas Andalas yang diketuai oleh Ir. Sutoyo, MS. “Pengolahan durian menjadi durian olahan antara lain selai durian, es krim durian, dodol, dan durian beku merupakan salah satu alternatif agar durian bisa dinikmati sepanjang tahun”, ujarnya Sutoyo.
Selain memberikan pelatihan mengenai produk olahan durian, tim pengabdian masyarakat Universitas Andalas ini juga memberikan pengetahuan mengenai kandungan gizi durian yang baik untuk kesehatan. Tim juga mendemonstrasikan perbandingan umur simpan durian segar dengan durian olahan.
“Durian segar hanya bisa bertahan selama 3 sampai 5 hari, sementara dengan melakukan pengolahan, apalagi menjadi produk durian beku, umur simpan durian bisa diperpanjang menjadi 4 sampai dengan 5 bulan," ujar Risa Meutia, STP. MP, yang ikut serta dalam pengabdian.
Kegiatan ini masih akan dilanjutkan setiap bulannya dengan melakukan kegiatan pengolahan menjadi berbagai produk olahan lainnya dan transfer teknologi pengemasan .Anwar, ketua RW III Batu Busuk yang ikut mendampingi kegiatan tersebut mengatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan yg diberikan oleh tim dosen Universitas Andalas sangat bermanfaat untuk pengembangan durian di kampung mereka.
“Selama puluhan tahun kami hanya memanen pohon durian yang ditanam oleh orang tua kami. Baru sekarang kami mengenal teknologi perbanyakan, pembibitan, pembudidayaan di lapangan dan pengolahan produk durian yang diberikan oleh tim dosen Universitas Andalas,” ujarnya.
Anwar berharap agar kegiatan pendampingan oleh Universitas Andalas tetap berlangsung secara berkelanjutan di Batu Busuk.
Kegiatan pengolahan durian ini diharapkan nantinya dapat menjadi peluang lapangan pekerjaan baru bagi warga Batu Busuk ke depannya.