Setelah Tiga Bulan Deflasi, Sumbar Alami Inflasi 0,10 Persen Didorong Kenaikan Harga Daging Ayam Ras

Setelah Tiga Bulan Deflasi, Sumbar Alami Inflasi 0,10 Persen Didorong Kenaikan Harga Daging Ayam Ras

Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati. (Foto: ist)

Langgam.id – Sumatra Barat mengalami inflasi sebesar 0,10 persen pada September 2021 yang dipicu kembali normalnya harga cabai merah dan daging ayam ras.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Herum Fajarwati mengatakan setelah tiga bulan sebelumnya selalu mengalami deflasi, pada bulan September kembali inflasi sebesar 0,10 persen.

Menurutnya, inflasi Sumbar sepanjang bulan lalu didominasi dengan mulai normalnya harga sejumlah kebutuhan pokok di pasaran, seperti daging ayam ras dan cabai merah yang sempat anjlok selama beberapa bulan.

“Beberapa komoditi yang jadi pendorong inflasi Sumbar antara lain daging ayam ras, cabai merah, ikan gambol, dan lain-lain,” katanya, Jumat (1/10/2021).

BPS mencatat komoditi daging ayam ras mengalami inflasi 7,6 persen, begitu juga dengan cabai merah inflasi 7,6 persen, mangga inflasi sebesar 27,78 persen, mobil mengalami inflasi 1,31 persen, dan ikan gambol sebesar 3,16 persen.

Selain itu sejumlah komoditas mengalami deflasi, seperti bawang merah, jengkol, angkutan udara, kentang, dan telur ayam ras.

Adapun, sepanjang tahun ini, laju inflasi Sumbar terbilang stabil dengan lima kali mengalami deflasi yakni pada Februari sebesar 0,38 persen, April 0,01 persen, Juni 0,17 persen, Juli 0,09 persen, dan Agustus sebesar 0,13 persen.

Selebihnya terjadi inflasi atau kenaikan harga pada Januari sebesar 0,12 persen, Maret 0,31 persen, Mei 0,19 persen, dan September 0,10 persen.

Ia menyebutkan inflasi Sumbar dihitung dari gabungan dua kota yang menjadi barometer ekonomi Sumbar yakni Padang dan Bukittinggi. Per September tahun ini, Kota Padang mengalami inflasi 0,04 persen dan Bukittinggi 0,53 persen.

Secara keseluruhan, laju inflasi kalenderi Sumbar dari Januari masih deflasi 0,05 persen, dan laju inflasi year on year (yoy) atau dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,75 persen.

Herum berharap inflasi Sumbar di akhir tahun tetap terjaga dan stabil, sehingga, daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi covid-19.

Baca Juga

Nilai ekspor yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar) pada Februari 2024 sebesar US$159,43 juta. Terjadi kenaikan sebesar 19,16 persen
Ekspor Sumatra Barat pada Februari 2024 Naik 19,16 Persen
Jumlah wisatawan mancanegara yang tercatat datang ke Sumatra Barat (Sumbar) melaluipintu masuk Bandara Internasional Minangkabau pada Februari
Jumlah Wisman ke Sumbar di Februari 2024 Naik, Turis Brunei Alami Peningkatan Tertinggi
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumbar Turun di Januari 2024
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Berikut 10 Negara Asal Turis Asing yang Paling Banyak Berkunjung ke Sumbar
Produksi padi Sumbar pada 2023 lalu mencapai 1.457.502,44 ton. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan 2022 lalu yaitu 1.373.532,19 ton.
Produksi Padi Sumbar 2023: Terbesar Pessel, Terkecil Kepulauan Mentawai
Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mencatat terjadinya kenaikan penumpang pada arus balik Lebaran 2024 pada 13 April 2024 (H+2) dan
Kunjungan Wisman ke Sumbar 6.710 Orang Selama Desember 2023