Langgam.id- BMKG menyatakan sudah terjadi 15 kali gempa susulan pascagempa bumi dengan magnitudo 7,4 yang berpusat di Laut Flores NTT pada Selasa (14/2021) pukul 10.20 WIB.
"Hingga pukul 11.40 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan maksimum M 5,6," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulisnya Selasa (14/12/2021).
Baca juga: BMKG: Tsunami Terdeteksi di Marapokat NTT
Berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa dengan magnitudo 7,4 terjadi di titik koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka NTT.
Kata Bambang, gempa dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata dengan III – IV MMI dan Tambolaka, Waikabubak, Waingapu dengan III MMI.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," ujarnya.
Bambang mengatakan, berdasarkan monitoring Tide Gauge, sudah terjadi tsunami atau kenaikan muka air laut setiggi 7 sentimeter di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokat NTT.
Kata dia, potensi tsunami juga terjadi dengan tingkat ancaman waspada di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.
"Bagi masyarakat di wilayah utara pantai di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata direkomendasikan tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai," ujarnya. (A)