Sempat Dibully, Wagub Sumbar Tetap Usul Pesantren Ramadan Secara Online

Sempat Dibully, Wagub Sumbar Tetap Usul Pesantren Ramadan Secara Online

Kegiatan Pesantren Ramadan di Padang. (foto: Pemko Padang)

Langgam.id - Wagub Sumbar Audy Joinaldy mengusulkan agar kepala daerah mempertimbangkan untuk menutup kegiatan pesantren Ramadan secara tatap muka. Hal ini terkait semakin meningginya angka kasus penyebaran covid-19 di Sumbar.

"Saya kemaren berkomentar kepada kabupaten kota, kepala daerah agar sebaiknya dipertimbangkan sekolah dan pesantren Ramadan ditutup, itu saya sampai dibully orang banyak kan," ujar Audy di Bukittinggi, Kamis (22/4/2021).

Ia menjelaskan, usulan itu berdasarkan fakta banyaknya klaster besar yang berasal dari sekolah, mulai dari sejumlah sekolah seperti yang ada di Padang Panjang, Sawahlunto, dan Kota Padang. Terakhir di Kota Padang paling banyak yaitu di salah satu pesantren.

"Terakhir Padang paling banyak di sebuah pesantren, makanya saya bilang pesantren Ramadan ditutup," katanya.

Baca juga: Wagub Sumbar Sebut Sekolah dan Pesantren Ramadan Berpotensi Jadi Klaster Baru Covid-19

Selain itu terang Audy, dirinya juga dihubungi langsung oleh dua orang tua murid lewat pesan di WhatsApp. Dalam pesan itu orang tua murid meminta agar pemerintah menutup pesantren Ramadan. Menurutnya itu suara perwakilan orang tua yang khawatir terhadap kondisi saat ini.

"Saya dihubungi oleh yang mungkin coba cari nomor saya dan dapat gitu, pak apa gak bisa dipertimbangkan pesantren Ramadan online saja, kan kami orang tua khawatir. Jadi itu suara orang tua, itu kan perwakilan suara orang tua, sehingga berkata demikian," ujarnya.

Pertimbangannya, menurut Audy, kondisi pesantren Ramadan yang banyak anak-anak kecil mulai dari tingkat SD hingga SMP. Anak-anak menurutnya, sulit bisa komitmen dan disiplin dalam menejalankan protokol kesehatan.

Selain itu, anak-anak juga suka bercanda, mengobrol bersama teman-temannya sehingga ini yang dikhawatirkan.

Baca juga: 198 Warga Asrama Ar Risalah Padang Positif Covid-19

"Sejauh ini klaster paling  besar banyak dari situ, nanti bisa menyebar ke keluarga, anak-anak ini alhamdulillah dari keluarga banyak yang tidak bergejala, dari 10 ada 9 yang tidak bergejala, tapi kan bawa virus," katanya.

Dikhawatirkan terang Audy, dari virus anak-anak bisa membawanya ke rumah lalu bisa menyebarkan kepada keluarga seperti orang tua atau kakek neneknya.

Kemudian menanggapi kenapa mall dan pusat perbelanjaan tidak ditutup, dia menjelaskan bahwa itu berbeda. Sebab di  mall masuknya lebih ketat, orang yang tidak pakai masker disuruh balik. Setiap yang masuk harus diukur suhunya.

Kemudian begitu juga di pasar tradisional, menurutnya di pasar tidak terlalu terjadi kontak antar orang seperti anak-anak di pesantren Ramadan. Kalau anak-anak di pesantren Ramadan malah kumpul dengan teman-temannya. (Rahmadi/yki)

Baca Juga

Permasalahan baru yang menimpa umat Islam yakni terkait daftar nama-nama ustadz kondang yang terdaftar dalam jaringan radikalisme.
Pergeseran Nilai Muhammadiyah Sumbar dalam Politik?
Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sumbar, Bayu Aryadhi mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi
BP2MI: Tidak Ada Pekerja Migran Indonesia dari Sumbar di Zona Konflik
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
BNNP Sumbar Gagalkan Penyelundupan Setengah Ton Ganja di Kabupaten Pasaman 
Ahmad Hafidz
Nagari Creative Hub: Penggerak Ekonomi Masyarakat
Sebanyak 14 anggota DPR RI dan 4 anggota DPD RI terpilih asal Sumatra Barat untuk periode 2024-2029 telah dilantik pada 1 Oktober 2024
Harta Kekayaan Anggota DPR dan DPD Asal Sumbar: Mulyadi Terkaya, Cerint Iralloza Terendah
Menteri BUMN Erick Thohir telah menyetujui pengalihan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pengembangan RSUP M Djamil Kota Padang.
Flyover Sitinjau Lauik Segera Dibangun, Andre: Pemenang Lelang Diumumkan 7 Oktober 2024