Langgam.id – Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berhasil terperangkap dalam kandang jebak yang dipasang oleh Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar di Mudiak Aia, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, pada Kamis (14/11/2024) pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. Saat ini harimau telah dibawa Lembaga Konservasi Kinantan Bukittinggi.
Kapolsek Gunung Talang, AKP Defrianto mengonfirmasi penangkapan harimau tersebut dan menyebutkan bahwa perangkap telah dipasang sejak 30 Oktober 2024.
"Harimau ini diketahui masuk perangkap sekitar pukul 07.00 WIB. Setelah itu, tim BKSDA bersama perangkat nagari dan aparat kepolisian segera menuju lokasi untuk memastikan keadaan," ujar Defrianto.
Ia menjelaskan bahwa penangkapan harimau ini tidak lepas dari serangkaian insiden yang melibatkan satwa liar tersebut sejak awal Oktober 2024. Harimau yang terperangkap tersebut telah dilaporkan beberapa kali menampakkan diri di sekitar permukiman warga dan memangsa anjing-anjing peliharaan.
Selain itu, terang Defrianto, masyarakat setempat juga sering menemukan jejak harimau di ladang atau jalan yang biasa dilalui oleh warga.
“Laporan mengenai kemunculan harimau ini sudah kami terima sejak awal Oktober 2024. Selain menampakkan diri, harimau ini beberapa kali memangsa ternak warga, termasuk anjing yang menjadi hewan peliharaan,” beber Defrianto.
Ia menyebutkan, harimau sumatra yang tertangkap di kawasan Mudiak Aia ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang BKSDA Sumbar untuk mengurangi konflik antara satwa liar dan manusia.
Sejak pertama kali muncul di permukiman, BKSDA bersama Tim Pagari (Patroli Anak Nagari) Batang Barus telah memasang perangkap untuk menangkap harimau tersebut.
Setelah ditangkap, harimau ini rencananya akan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra di Dharmasraya, setelah sebelumnya dibius oleh tim dokter hewan. Namun saat ini diketahui, harimau tersebut dibawa Lembaga Konservasi Kinantan Bukittinggi.
"Karena harimau sumatra termasuk satwa yang dilindungi dan terancam punah, proses evakuasi dan transportasi akan dikawal oleh pihak kepolisian," tutur Defrianto.
Ia menambahkan bahwa sekitar lokasi perangkap akan disterilkan dan dijaga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk mengurangi risiko bagi warga yang mungkin mendekat.
Warga sekitar yang mengetahui keberadaan harimau, terang Defrianto, diminta untuk menjauh dari lokasi perangkap guna menghindari risiko saat proses evakuasi dilakukan. Tim BKSDA bersama aparat keamanan akan terus melakukan pemantauan dan menjaga situasi agar tetap terkendali.
Pj Wali Nagari Batang Barus, Banta Bransyah mengungkapkan, meskipun belum ada laporan langsung mengenai harimau yang muncul di permukiman, jejak-jejak harimau sering ditemukan di dekat area pertanian dan pemukiman warga.
"Jejak harimau ini sering kami temui di ladang dan jalan-jalan yang biasa dilewati warga. Hal ini menjadi tanda bahwa harimau tersebut sering berada di dekat pemukiman," ujar Banta.
Pada Mei 2024, kata Banta, sebuah rekaman CCTV yang terpasang di Masjid Alisma Alius, Nagari Batang Barus, sempat menangkap gambar harimau sumatra yang melintas pada dini hari.
Kejadian ini membuat masyarakat khawatir. Setelah kejadian tersebut, pihak BKSDA langsung merespons dengan memasang perangkap dan melakukan pemantauan intensif.
Banta berharap, dengan penangkapan harimau ini, konflik antara satwa liar dan manusia dapat diminimalisir.
"Semoga setelah dipindahkan ke pusat rehabilitasi, harimau ini bisa hidup dengan lebih aman di habitat aslinya," ucap Banta. (*/yki)