Langgam.id - Pihak Kepolisian Resor (Polres) Dharmasraya terus menyelidiki kasus dugaan keracunan massal yang menelan dua korban jiwa. Hingga kini, polisi masih menunggu hasil laboratorium uji sampel makanan yang menyebabkan 62 warga di Jorong Koto Tuo, Nagari Siguntur mengalami keracunan.
Kapolres Dharmasraya Imran Amir mengatakan, uji sampel makanan telah dilakukan dan hasilnya dijadwalkan keluar dalam waktu dekat. Dari hasil uji sampel itu nantinya, diketahui apakah para korban memang keracunan makanan atau tidak.
"Kami menunggu hasil dari laboratorium yang dilakukan Jamkesda Dharmasraya. Katanya, hari Senin besok keluar, tapi kita tunggu aja. Nanti apakah memang karena makanan, atau racun apa akan diketahui," ujar Imran dihubungi langgam.id, Minggu (11/8/2019).
Imran mengatakan, pihaknya telah mendatangi para korban dan meminta keterangan. Hingga Sabtu (10/8) malam, terhitung 30 orang masih mendapat perawatan medis di beberapa puskesmas dan rumah sakit.
"Tadi malam saya check dari 62 orang keracunan sudah 32 orang dipulangkan. Jadi 30 lagi masih dirawat tadi malam itu ya, sampai sekarang (Minggu) sudah ada beberapa lagi yang pulang, mungkin rawat jalan," katanya.
Imran menegaskan, hasil penyelidikan sementara yang dilakukan pihaknya, tidak ada unsur kesengajaan dari kasus keracunan makan tersebut. Meski demikian, ia tetap menunggu hasil uji sampel laboratorium keluar.
"(Sementara) tidak ada unsur kesengajaan. Sebab gini, yang punya acara yang kasih makanan juga ikut jadi korban dan masuk rumah sakit," pungkasnya.
Seperti diketahui, dua orang meninggal dunia akibat keracunan masal yang terjadi pada Kamis (8/8) kemarin. Keracunan massal itu berawal ketika ada hajatan di salah satu rumah warga. Saat itu, tuan rumah menyajikan beberapa macam hidangan, seperti sayur, bakwan, pisang goreng, jangung rebus dan kopi susu.
Malam harinya, menjelang hajatan selesai, tiga orang warga yang menghadiri hajatan mengalami sakit perut serta mual-mual, lalu dilaporkan ke bidan desa di daerah itu untuk penanganan secara medis.
Selanjutnya, Sabtu (10/8) dini hari, diketahui seorang dari tiga warga yang mengalami sakit perut dan mual-mual itu meninggal dunia, setelah di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Dareh, korban bernama Harmina.
Lalu, hingga Sabtu (10/8/2019) pagi, jumlah korban dilaporkan menjadi 44 orang, dengan gejala hampir sama, sakit perut dan mual. Selain itu, ada juga yang mengalami sakit kepala, mencret, demam dan sakit pinggang. (Irwanda/Rahmadi/RC)