Langgam.id - Baru-baru ini wacana mengenai pembentukkan Daerah Istimewa Minangkabau (DIM) kembali muncul setelah keluarnya SKB 3 Menteri soal penggunaan atribut keagamaan di sekolah.
Wacana mengenai pembentukan DIM ini sudah muncul sejak beberapa tahun yang lalu. Menurut Heru Joni Putra salah seorang sastrawan Minang menyebut, momen DIM ini seolah menentukan seberapa Minang kita.
"Sumatra barat itu nama untuk wilayah administratif, di bawah hukum negara. Meskipun di Sumbar mayoritas Minang, bukan berarti Sumbar adalah Minangkabau. Semua yang berhubungan di Sumbar sudah terlanjur di Minangkabau kan," kata Heru Joni dalam podcast "Ota Lapau Lamak" yang tayang di chanel Youtube Langgam.id
Selain itu menurutnya, orang Minang merasa istimewa karena menganut matrilinealisme. Tapi jika diperhatikan, etnis lain juga memiliki hal unik yang mungkin tidak dimiliki oleh Minangkabau.
"Ketika seseorang mengtakan dirinya lebih baik dari orang lain, atau etnisnya lebih baik dari etnis lain, itu adalah cara berpikir purba," ujarnya.
Ia juga menyebut, pembentukan DIM hanya digunakan sebagai pelarian karena tidak bisa mengelola keberagaman. Lantas, bagaimana tanggapan sastrawan Minang kelanjutan wacana pembentukan DIM ini? Saksikan selengkapnya di bawah ini.(*/Ela)