Langgam.id - Para guru dan ratusan murid SD Negeri 30 Air Dingin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang menggelar pameran untuk mempraktekkan kurikulum merdeka.
Vellita Widya Ningsih, salah satu pengajar di sekolah tersebut dalam keterangan tertulisnya pada Senin (20/12/2022) mengatakan, SD Negeri 30 mempraktekkan kurikulum merdeka untuk kelas 1 dan 4.
"Ada beberapa istilah baru dalam kurikulum merdeka. Salah satunya adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat menjadi P5," katanya.
P5 dalam kurikulum merdeka, menurutnya, merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan.
"Ada enam tema utama Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang bisa dipilih oleh sekolah jenjang SD.
Salah satu tema yg diambil di SDN 30 Air Dingin adalah gaya hidup berkelanjutan. Tema kecil yang disepakati adalah pemanfaatan sampah (seperti plastik dan sebagainya) menjadi sebuah karya," katanya.
Makanya, menurut Vellita, di ujung semester ganjil kali, SD Negeri 30 Air Dingin mengangkat tema "Sampah Imajinasku".
"Alasan mengambil tema ini karena lingkungan di sekitar kita banyak benda yang bsa dimanfaatkan sebagai sebuah karya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya," tutur guru penggerak angkatan pertama itu.
P5 tersebut, menurutnya, diharapkan dapat mencetak lulusan di setiap jenjang satuan pendidikan yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. "Beberapa nilai Pancasila yang diharapkan dalam penerapan P5 ini adalah gotong royong, bernalar kritis dan kreatif."
Untuk melaksanakan salah satu tahapan kurikulum tersebut SD Negeri 30 Air Dingin menggelar pameran atau gelar karya pada Kamis (15/12/2022). Yang dipamerkan adalah karya dua kelas murid kelas 1 dan dua kelas murid kelas 4 yang telah mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Menurut Vellita, pelaksanaan kegiatan ini tidak luput dari kerja sama dari siswa, orang tua dan guru. "Hasil karya yang ditampilkan merupakan karya yang telah diciptakan oleh siswa siswa selama semester 1 ini. Penanaman rasa percaya diri dan kreatifitas kepada siswa untuk memperlihatkan karya nyatanya kepada khalayak ramai," ujarnya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai dari penampilan minat dan bakat siswa oleh semua kelas. Melibatkan orang tua mulai menjadi protokol dan persiapan lokasi kegiatan. Setelah penampilan dari semua siswa yang juga diawali dengan tari pasambahan oleh siswa dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari guru kelas 4 disertai pembukaan oleh ketua pelaksana.
"Pengalaman dari kegiatan ini, pentingnya menghargai siswa dalam berkarya baik dalam belajar dikelas maupun dalam berkarya. Di sini terlihat bangganya mereka menampilkan karya dan bakat yang tersalurkan dalam kegiatan ini."
Orang tua murid, menurutnya, sangat mendukung kegiatan ini. "Bangga meskipun kegiatan membutuhka waktu dan tenaga orang tua dan siswa dalam persiapan."
Sebagai guru, menruut Vellita, ia merasa kagum dengan adanya kegiatan P5 ini. "Rasa bangga kepada siswa dan siswi yang memiliki bakat terpendam, dan guru orang tua lah yang harus membantu membimbing dan mengembangkan bakat tersebut."
Tantangan ke depan, menurutnya, perlu persiapan yang lebih maksimal dalam persiapan serta pelaksanaan setiap kegiatan dalam pengembangan kurikulum merdeka. "Guru masih banyak perlu belajar dalam pelaksanaan kurmer ini," katanya.
Elva Jumita, guru kelas 4 lainnya mengatakan, kurikulum merdeka mengajarkan perlunya guru menyalurkan bakat sesuai dengan kebutuhan siswa. "Kurikulum ini membawa pesan, pentingnya pembelajaran berdiferensiasi," katanya.
Kepala SDN 30 Air Dingin Yefniwarti berharap para guru meningkatkan kegiatan tersebut ke depan dan tetap membimbing siswa dalam berkarya. (*/SS)