Langgam.id - RSUP Dr M Djamil terus perkuat status sebagai rumah sakit pendidikan dan penelitian di Indonesia.
Teranyar, RSUP Dr M Djamil bersama dua rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan menandatangani perjanjian kerja sama penelitian klinik dengan Harrison AI Pty Ltd/Annalise-AI Ltd perusahaan teknologi pelayanan kesehatan dari Australia di Kementerian Kesehatan.
Penandatanganan kerja sama secara daring itu dilakukan oleh Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG, KFM, MARS, FISQua. Selain RSUP Dr M Djamil, dua rumah sakit vertikal lainnya menandatangani perjanjian kerja sama yakni RS Kanker Dharmais Jakarta dan RS Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta.
Kerjasama itu turut disaksikan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Azhar Jaya, SH SKM, MARS dan Dirjen Farmalkes Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt. MPharm. MARS, serta Direktur Layanan Operasional RSUP Dr M Djamil drg. Ade Palupi Muchtar, MARS.
Dalam kerja sama itu, dua kegiatan penelitian klinik dilakukan di RSUP Dr M Djamil. Pertama, berjudul A Retrospective, Multi-site Investigation of the Standalone Performance of Artificial Intelligence Computer Aided Detection Tool/s for Interpretation of Chest X-Ray in an Indonesian Population (OPT-CLI-145) dengan peneliti utama dr. Dina Arfiani Rusdji, Sp.Rad dan dr. Tuti Handayani, Sp.Rad Subsp.TR(K).
Penelitian kedua berjudul A Retrospective, Multi-site Investigation of the Standalone Performance of Artificial Intelligence Computer Aided Detection Tool/s for the Interpretation of Non-contrast Computed Tomography of the Brain and Identification of Findings Associated with Stroke in an Indonesian Population (OPT-CLI-146) dengan peneliti utama dr. Dina Arfiani Rusdji, Sp.Rad dan dr. Tuti Handayani, Sp.Rad Subsp.TR(K).
Direktur Utama RSUP Dr M Djamil Dovy Djanas, usai penandatanganan perjanjian kerja sama mengatakan pihaknya merasa terhormat dan bangga dipilih manjadi site penelitian terkait teknologi AI untuk Radiologi/Chest X-Ray dan CT Brain yang dipercaya oleh Kementerian Kesehatan.
"Penelitiannya ini retrospektif. Insya Allah 2-3 bulan ke depan sudah bisa selesai. Dan ini akan dibandingkan sensitivitas dan spesifisitas antara ekspertis oleh radiolog dengan pemanfaatan teknologi AI. Apalagi pada layanan-layanan kesehatan yang belum punya dokter radiologi. Bahkan di beberapa negara di dunia teknologi AI ini sudah diterapkan,” tutur Dovy, dikutip Rabu (25/12/2024).
Ia menyebutkan saat ini di Indonesia, kebutuhan sumber daya manusia dokter radiologi belum tercukupi sampai saat ini. “Mudah-mudahan ini menjadi solusi terhadap permasalahan yang ada. Dan tentu kita tunggu hasil dari penelitian klinis ini,” ucap Dovy.
Dovy berharap mudah-mudahan penelitian ini bisa mendorong semangat RSUP Dr M Djamil, menjadi salah satu rumah sakit pendidikan di luar pulau Jawa yang aktif dalam penelitian klinis.
"Tentunya ini akan berdampak terhadap peningkatan layanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat,” tukas dokter spesialis Fetomaternal ini. (*)