Langgam.id - Talago Kanang, lazim disebut Talago Koto Baru, sebuah kawasan bersejarah yang dulunya menjadi sumber air utama bagi masyarakat Pandai Sikek, Koto Baru, dan Batu Palano, kini hama enceng gondok yang menyelimuti permukaannnya disingkirkan, sebagai upaya revitalisasi menjadi destinasi wisata unggulan. Kegiatan yang berlangsung minggu lalu itu, melibatkan berbagai pihak, termasuk perantau, pemerintah daerah, dan TNI AL melalui Lantamal II Padang.
Aspotmar Lantamal II Padang Kolonel Laut (KH) Rapin Atmoko Wibowo menyampaikan, pembersihan enceng gondok di Talago Koto Baru merupakan kegiatan sosial marinir membantu Pemerintah Daerah.
"Kita melihat Talago Koto Baru yang dipenuhi enceng gondok memiliki potensi wisata tersendiri, karena memiliki keindahan dan juga manfaat bagi masyarakat sekitar, dan semoga dengan apa yang kami lakukan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat," ujarnya.
Diungkapkan Rapin, kegiatan pembersihan dilaksanakan sejak tanggal 17 Januari sampai 31 Januari 2025 mendatang, saat ini sudah selesai sekitar 20 persen.
"Berkat dukungan Pemerintah Daerah Tanah Datar, masyarakat dan pihak lainnya, hari ke enam ini pembersihan sudah mencapai 20 persen, semoga sampai batas waktu semua bisa kita selesaikan," tukasnya.
Ia menyoroti kurangnya armada pengangkut sampah yang menyebabkan sampah hanya dibuang di sekitar talago.
“Artinya kebutuhan kita armada darat angkut sampah. Tiga hari ini, hanya ada di dalam Talago; buang sekitar Talago. Jadinya gak efektif. Kalau ada truk, kan buangnya jauh," ujar Rapin, Sabtu (1/2/2025).
Dia mengatakan, upaya pembersihan telah dilakukan secara bertahap, namun dengan keterbatasan peralatan, hasilnya masih belum optimal.
“Agenda pembersihan talago ini berlangsung tiga tahap, yakni seminggu-seminggu. Lihat hasilnya hari ini, kurang efektif. Lama pembuangan enceng gondoknya,” tambah Rapin.
Dukungan Perantau dan Rencana Besar Revitalisasi
Revitalisasi Talago bukan sekadar proyek pembersihan, tetapi juga bagian dari rencana besar untuk mengembangkannya menjadi destinasi wisata berbasis masyarakat. Perantau asal Pandai Sikek, Laksda TNI (Purn.) Ardius Zainuddin mengatakan, perantau telah lama membahas proyek ini dan bahkan menjalin komunikasi dengan Mabes TNI AL untuk menggerakkan Lantamal II Padang dalam proses revitalisasi.
"Rencana revitalisasi Talago ini sudah lama dibahas perantau. Kami membahas MoU, kontak Mabes TNI AL, untuk menggerakkan Lantamal II Padang. Tujuannya revitalisasi Talago keseluruhan, yang diharapkan menjadi destinasi wisata," jelas Ardius.
Menurutnya, Talago Kanang memiliki daya tarik luar biasa dengan lanskap yang menampilkan Gunung Marapi, Gunung Singgalang, serta budaya songket Pandai Sikek. Setiap tahun, para perantau yang kembali ke kampung halaman merasa sedih melihat kondisi Talago yang semakin terabaikan.
"Tiap tahun pulang kampung, sedih lihat talago seperti itu," katanya.
Talago Kanang, yang dulunya memiliki cakupan dua kabupaten yakni Tanah Datar dengan nagari Koto Baru dan Pandai Sikek, serta Kabupaten Agam dengan Nagari Batu Palano, mengalami perubahan signifikan akibat fluktuasi alam, termasuk gempa besar tahun 1926. Meski begitu, kawasan ini tetap memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam.
Harapannya, kata Ardius, dengan pembersihan dan pengelolaan yang lebih baik, talago dapat dikembangkan menjadi objek wisata unggulan di Tanah Datar yang tetap mengedepankan kearifan lokal dan melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya.
"Ke depannya harapan kita, dengan diadakan pembersihan Talago ini, dan respons positif masyarakat termasuk KAN, proyek ini bisa dirintis oleh perantau tiga nagari. Kita harapkan jadi objek wisata unggulan di Tanah Datar dengan konsep pengembangan wisata alam berbasis masyarakat," tambahnya.
Salah satu tantangan besar dalam proyek ini adalah status kepemilikan lahan. Beberapa bagian Talago merupakan tanah PJKA (eks-kereta api), tanah nagari, serta lahan masyarakat yang telah lama ditempati. Relokasi warga menjadi isu sensitif yang harus diselesaikan dengan pendekatan yang bijaksana.
"Tantangannya merelokasi masyarakat yang terlanjur mendiami kawasan Talago. Ada juga tanah nagari dan tanah masyarakat di pinggir Talago yang berpotensi dikembangkan untuk pembangunan hotel. Tapi harus menonjolkan kearifan lokal, masyarakat dilibatkan. Jangan sampai masyarakat kita tak menikmati," tegas Ardius.
Menuju Wisata Alam Berbasis Masyarakat
Direktur Patahan Sumatra Institute, Ade Edward, menjelaskan bahwa Talago Koto Baru adalah bagian dari lima jejeran talago yang terbentuk akibat aktivitas tektonik di sepanjang Patahan Sumatra Segmen Sianok.
"Talago Koto Baru adalah satu dari lima jejeran talago yang merupakan lintasan Patahan Sumatra Segmen Sianok terus ke Danau Singkarak," ungkap Ade Edward.
Lima talago yang berada dalam satu garis lurus sepanjang patahan ini terdiri dari Talago Koto Baru
Talago Aia Busuak; Talago Kayu Tanduak; Talago Aia Angek; Talago Tabu Baraia.
"Kelima talago ini menjadi satu kesatuan tektonik dengan Danau Tektonik Singkarak," tambah Ade Edward.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Talago Kanang tidak hanya memiliki nilai ekologis dan historis, tetapi juga merupakan bagian dari struktur geologi besar yang berkontribusi pada dinamika alam di Sumatra Barat.
Revitalisasi Talago Kanang menjadi momentum penting bagi Tanah Datar untuk mengembangkan wisata berbasis masyarakat yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga memperkuat budaya dan ekonomi lokal. Dengan perencanaan matang dan keterlibatan berbagai pihak, Talago bisa bangkit sebagai destinasi unggulan yang mengangkat kekayaan alam dan budaya Minangkabau.
Sebelumnya, Rabu (22/1/2025), Bupati Tanah Datar Eka Putra menyerahkan bantuan logistik dan armada secara simbolis kepada Lantamal II Padang yang melaksanakan pembersihan enceng gondok di Talago Koto Baru Kecamatan X Koto.
"Terima kasih kepada Lantamal II Padang yang melaksanakan kegiatan untuk membersihkan enceng gondok yang telah menutupi Talago Koto Baru ini, semoga kegiatan ini dinilai ibadah," sampai Bupati Eka Putra.
Dikatakan Bupati, bantuan berupa beras, telur, sarden, minyak goreng dan mie instan setidaknya bisa bermanfaat bagi personil dan masyarakat yang bekerja untuk membersihkan enceng gondok tersebut.
"Selain logistik yang diserahkan hari ini, kita telah membantu menerjunkan alat berat dan truk mengangkut enceng gondok ke lokasi pembuangan sejak awal mulai bekerja 5 hari lalu, dan tentunya kita berharap pembersihan ini selesai sampai akhir waktu yang ditetapkan," ujarnya.
Ditambahkan Eka Putra lagi, dengan bersihnya talago Koto Baru ini tentunya akan memberikan berbagai manfaat kepada masyarakat sekitar, terutama bidang pariwisata.
"Setelah bersih, tentunya talago ini bisa dimaksimalkan untuk menjadi salah satu wisata air di Tanah Datar, yang mana nanti akan mampu memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar," ungkapnya.
Terakhir Bupati Eka Putra juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat, Satgas Nagari serta Wali Nagari se Kecamatan X Koto yang telah berperan aktif ikut serta dalam kegiatan pembersihan enceng gondok tersebut. (*/Yh)