Langgam.id - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo resmi menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) pendirian Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar yang merupakan perubahan bentuk atau transformasi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.
Selain IAIN Batusangkar, di Sumbar, IAIN Bukittinggi juga telah resmi beralih status menjadi UIN.
Beralihnya status menjadi UIN, Rektor IAIN Batusangkar, Marjoni Imamora mengatakan, bahwa hal itu tentunya akan menjawab usaha dan kerja keras dari jajaran IAIN Batusangkar dan pemangku kepentingan lainnya dalam menghadirkan layanan pendididikan tinggi yang berkualitas bagi masyarakat.
"Tentunya ini adalah kebanggan dan kabar gembira buat seluruh masyarakat Sumatra Barat pada umumnya dan masyarakat Tanah Datar khususnya, serta keluarga besar IAIN Batusangkar atas apa yang telah kita perjuangkan selama ini," ujar Marjoni melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (11/6/2022).
Dikatakan Marjoni, dengan resminya menjadi UIN Mahmud Yunus Batusangkar, artinya Sumbar memiliki tiga Universitas Islam Negeri yaitu UIN Imam Bonjol Padang, UIN Mahmud Yunus Batusangkar dan UIN Syekh Djamil Jambek Bukittinggi.
"Mudah-mudahan ini bentuk rahmat Allah SWT atas hadirnya tiga UIN di Sumbar, dan ini diibaratkan tungku tigo sajarangan," ucapnya.
Marjoni berharap, UIN Batusangkar bisa menjadi tempat menghasilkan ulama dan cendekiawan muslim yang akan mengisi tempat-tempat strategis di Indonesia dalam rangka memberikan sumbangsih membangun bangsa.
Sementara itu, Dirjen Pendis Kemenag RI, M. Ali Ramadhani menyebutkan, perubahan status itu harus diikuti dengan adanya transformasi keilmuan secara menyeluruh agar kiprah UIN di masyarakat semakin luas.
"Perubahan bentuk ini juga dilakukan dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan proses integrasi keilmuan Agama Islam dengan sains serta mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas," ujarnya.
Baca juga: Sejarah Berdirinya IAIN Batusangkar yang Berasal dari Fakultas Tarbiyah UIN IB Padang
Kampus UIN, kata Ali, harus mampu menyelenggarakan integrasi keilmuan agama Islam dan sains yang memiliki distingsi atau pembeda terhadap prodi yang ada pada perguruan tinggi lain.