Langgam.id - Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (DPD REI) Sumatra Barat optimistis target membangun 3.000 unit rumah subsidi di daerah itu tahun ini terpenuhi, meski di tengah wabah Covid-19.
Ketua DPD REI Sumbar Ardinal mengatakan pihaknya menargetkan mampu menyelesaikan pembangunan setidaknya 3.000 unit rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Sumbar.
"Target kami 3.000 unit insya allah terpenuhi. Karena ini kan program pemerintah dan permintaannya juga sangat tinggi," katanya kepada langgam.id, Kamis (17/9/2020).
Ia mengatakan pandemi Covid-19 secara umum tidak berpengaruh terhadap permintaan rumah subsidi di daerah itu. Namun, kesulitan yang dihadapi konsumen adalah proses di perbankan yang mulai diperketat.
"Secara permintaan masih sangat tinggi, karena orang butuh rumah. Tapi sekarang proses di bank agak susah," ujarnya.
Ia mengatakan sejak pandemi Covid-19, perbankan makin memperketat proses untuk mendapatkan kredit rumah bersubdisi. Sebab, bank juga tidak ingin rugi dengan potensi kredit macet yang begitu tinggi, sehingga harus lebih selektif dalam memberikan pembiayaan.
Selain proses di perbankan yang kian diperketat, pembangunan rumah bersubsidi di daerah itu juga terkendala karena mahalnya harga tanah, sehingga pengembang lebih memilih membangun di pinggir kota.
"Memang karena harga tanah yang mahal, pembangunan rumah subsidi banyak dibangun di pinggir kota. Untuk Kota Padang tengah kota tidak ada lagi, harga tanah sudah tidak memungkinkan untuk bangun rumah subsidi," katanya.
Meski begitu, ia memastikan pihaknya akan terus mendukung program pemerintah untuk pengadaan rumah murah bagi masyarakat. Selain REI, pembangunan rumah subsidi juga dilakukan pengembangan di bawah Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).
Adapun, data pemda setempat mencatat kebutuhan rumah di daerah itu mencapai 400.000 unit, sedangkan untuk Kota Padang saja permintaan mencapai 10.000 unit per tahun. (*/HFS)