Ratusan Warga Bayang Utara Terancam Banjir dan Longsor, Pemkab Pesisir Selatan Siapkan Relokasi

Ratusan Warga Bayang Utara Terancam Banjir dan Longsor, Pemkab Pesisir Selatan Siapkan Relokasi

Foto: Pesisirselatankab.go.id

Langgam.id – Ratusan jiwa di Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, kini hidup dalam bayang-bayang ancaman bencana. Banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah nagari membuat permukiman warga masuk zona berbahaya dan tak lagi aman untuk dihuni.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan pun bergerak cepat. Langkah relokasi darurat hingga permanen disiapkan demi menyelamatkan warga dari potensi bencana susulan.

Wakil Bupati Pesisir Selatan, Risnaldi Ibrahim, menyampaikan bahwa puluhan kepala keluarga dengan ratusan jiwa harus direlokasi karena kondisi tempat tinggal mereka sudah berada di zona rawan.

“Keselamatan warga menjadi prioritas utama. Kondisi lapangan tidak memungkinkan lagi untuk ditempati,” tegas Risnaldi, dicuplik dari Pesisirselatankab.go.id, Sabtu (13/12/2025).

Di Nagari Limau Gadang, retakan besar membelah permukaan tanah. Sejumlah rumah mengalami keretakan serius dan berada di ambang runtuh. Tanah yang labil membuat kawasan ini ditetapkan sebagai zona merah longsor, dengan ancaman bencana susulan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Sementara itu, kondisi di Nagari Pancuang Taba lebih memprihatinkan. Banjir bandang merusak rumah-rumah warga, menyeret bangunan oleh arus deras, hingga menyisakan puing-puing. Banyak rumah hancur total dan tak lagi layak ditempati.

Pelaksana Tugas (Plt) Camat Bayang Utara, Darmadi, mengungkapkan bahwa berdasarkan pendataan sementara, sebanyak 23 rumah terdampak di Pancuang Taba dan 10 rumah di Limau Gadang. Namun angka tersebut masih berpotensi bertambah seiring berlanjutnya proses pendataan di lapangan.

“Siang ini, Kamis (11/12), warga kita evakuasi sementara ke UDKP dan rumah dinas Camat Bayang Utara. Ini langkah darurat untuk menjauhkan mereka dari ancaman longsor dan banjir susulan,” ujar Darmadi.

Untuk solusi jangka panjang, Pemkab Pesisir Selatan telah menyiapkan lokasi relokasi di Nagari Pulut-Pulut. Lokasi ini dinilai aman dan layak sebagai kawasan hunian baru bagi warga terdampak.

Relokasi tersebut dilakukan berdasarkan rekomendasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Perumahan dan Permukiman Rakyat RI, termasuk dukungan pembiayaan pembangunan rumah baru bagi korban bencana.

Wabup Risnaldi menegaskan, pemerintah daerah akan terus mengawal seluruh tahapan pemulihan, mulai dari evakuasi, pendataan kerusakan, hingga pembangunan hunian permanen.

“Keselamatan masyarakat adalah yang utama. Pemerintah memastikan warga bisa tinggal di tempat yang aman dan layak, tanpa lagi dihantui risiko bencana,” tutupnya.

Pemkab Pesisir Selatan memastikan seluruh warga yang berada di zona rawan akan mendapatkan penanganan maksimal hingga kondisi benar-benar stabil dan hunian baru siap ditempati. (*/Yh)

Baca Juga

Wawancara Eksklusif dengan Bupati Agam: Nyatakan Status Darurat, Anggaran Penanganan Sudah tak Ada
Wawancara Eksklusif dengan Bupati Agam: Nyatakan Status Darurat, Anggaran Penanganan Sudah tak Ada
Relawan Rakyat Bantu Rakyat Tempuh Jalur Ekstrem Salurkan Bantuan ke Kampung Terdampak di Batipuh
Relawan Rakyat Bantu Rakyat Tempuh Jalur Ekstrem Salurkan Bantuan ke Kampung Terdampak di Batipuh
Personil kepolisian membawa jenazah korban galodo di Nagari Salareh Aia Timur.
12 Hari Pasca Galodo Silareh Aia, 68 Orang Masih Hilang
Belasan pemuda bergantian meniti batang pohon kelapa sebagai jembatan darurat yang dibentangkan di Sungai Nanggang, Jorong Subarang Aia,
Air Sungai Nanggang Naik, Jembatan Darurat ke Subarang Aia Putus
Para tetua ninik mamak di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, menyebutkan tidak pernah ada kejadian galodo
Cerita Ninik Mamak: Tak Pernah Ada Galodo Salareh Aia Agam di Masa Lampau
SD–SMP Telkom Padang Galang Donasi Bantuan untuk Korban Galodo Batu Busuk dan Lumin : Anak-Anak Belajar Empati dari Aksi Kemanusiaan
SD–SMP Telkom Padang Galang Donasi Bantuan untuk Korban Galodo Batu Busuk dan Lumin : Anak-Anak Belajar Empati dari Aksi Kemanusiaan