Langgam.id - Ratusan anak silek dari berbagai sasaran silek se-Kota Payakumbuh dan Kab. 50 Kota dilepas dalam mengikuti Napak Tilas Jejak Budaya PDRI, Selasa (13/12/2020). Pelepasan itu dilakukan Kepala Bidang Kesenian dan Diplomasi Budaya Dinas Kebudayaan Sumbar, Husin di Agamjua, Padang Tangah, Payakumbuh.
Peserta Napak Tilas akan mengikuti rute rekam sejarah perjuangan PDRI dengan berjalan kaki. Tempat pertama yang akan mereka kunjungi adalah Tugu Adipura Kota Payakumbuh. Disana, setelah melewati Pasar Payakumbuh, para peserta terlebih dahulu akan dibawa dengan mobil ke rumah perundingan PDRI di Padang Japang.
Husin yang juga Ketua Panitia Festival PDRI tahun ini menuturkan, masing-masing kelompok dari 20 sasaran silek yang ikut akan di dampingi oleh panitia. Dalam perjalanan lanjut Husin, peserta akan diajak menyelami khazanah perjalanan para tokoh dan pejuang PDRI terdahulu.
"Anak silek dari 9 sasaran silek di Payakumbuh dan 11 dari 50 Kota ini kami pilih karena mereka yang paling dekat dengan PDRI. Basis silek adalah surau, dahulu perjuangan tokoh PDRI juga di Surau," tutur Husin.
Siangnya, setelah beranjak dari rumah perundingan PDRI, peserta akan dibawa ke rumah sekaligus museum cagar budaya Tan Malaka. Lalu berlabuh di Surau Isyadul Ibad di Taram, Kab. 50 Kota.
Di sana, tutur Husin, mereka akan dijamu oleh wartawan senior yang juga pemerhati sejarah, Yanuar Abdullah. "Peserta akan diberikan pemahaman oleh Pak Yanuar, soal keterikatan surau dan perjuangan PDRI di masa lampau," ucapnya.
Lokasi berakhirnya Napak Tilas ini akan berada di Museum dan Tugu PDRI di Koto Tinggi. Setelah peserta dari siang menjelang sore menjejak beberapa lokasi. Antara lain, Tugu Peluru di Koto Kaciak, Surau Isyadul Ibad, Rumah Tan Malaka, dan Jembatan Titian dalam.
Di lokasi akhir, panitia mengatakan para peserta akan dijamu oleh masyarakat, dan makan malam di Tugu PDRI. Disana akan ada pertunjukan tradisi randai.
Festival PDRI 2022 tahun ini tidak hanya mengadakan napak tilas, pada hari ketiga akan ada diskusi-diskusi soal perjuangan Syafrudin Prawiranegara dan kawan-kawan. Festival akan ditutup kembali di Agamjua, Rabu (14/12/2022). (Dharma Harisa/SS)