Punya Potensi Bagus, Budidaya Lebah Madu dan Kelulut Dikembangkan di Pessel

Punya Potensi Bagus, Budidaya Lebah Madu dan Kelulut Dikembangkan di Pessel

Gubernur Sumbar Mahyeldi saat mengunjungi budidaya madu lebah kelulut di Kota Sawahlunto beberapa waktu lalu. (foto: IG Mahyeldi)

Langgam.id - Dinas Kehutanan Sumbar melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Pesisir Selatan akan melakukan pengembangan dan budidaya lebah madu dan kelulut di daerah tersebut pada 2021 ini.

Hal ini dikarenakan, budidaya lebah madu dan kelulut diyakini akan bisa dijadikan sebagai sumber kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat Pesisir Selatan ke depan.

Kepala UPTD KPHP Pesisir Selatan Madrianto mengatakan, melalui bantuan program peningkatan ekonomi itu, diharapkan masyarakat yang tinggal dekat dengan pinggir hutan akan memiliki sumber pendapatan, tanpa harus merusak kawasan hutan.

Menurutnya, pengembangan lebah madu dan kelulut itu akan dilakukan di hutan Nagari Pondok Parian Lunang Kecamatan Lunang oleh Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN). Besar bantuannya Rp178.500.000 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang Kehutanan tahun 2021.

Madrianto menjelaskan, penerima hibah peningkatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan lebah madu dan kelulut ini yaitu kelompok masyarakat yang tergabung pada LPHN Pondok Parian Lunang, Kecamatan Lunang.

"Ada sebanyak 238 stup kotak lebah yang akan mereka kembangkan di sana. Diantaranya 128 stup jenis apis cerana atau lebah biasa, dan 100 stup pula untuk jenis tigana haman atau kelulut," ujar Madrianto, Kamis (10/6/2021).

Ia menjelaskan, bahwa potensi pengembangan lebah madu dan kelulut tersebut sangat besar bisa dilakukan oleh LPHN Pondok Parian Lunang. Hal ini dikarenakan lahan pengembangannya mencapai 1.386 hektare.

Madrianto meyakini, potensi ini akan bisa dijadikan sebagai sumber kekuatan ekonomi baru bagi masyarakat, terutama sekali terhadap mereka yang tinggal di pinggir hutan.

Saat ini terangnya, masyarakat penerima hibah yang tergabung pada LPHN Pondok Parian Lunang masih menjalani tahapan sosialisasi melalui petugas yang diturunkan.

"Sosialisasi ini kita lakukan agar masyarakat penerima hibah ini nanti benar-benar memahami tata cara pengembangan dan pembudidayaan lebah madu dan kelulut, hingga sistem pemasaranya," ucapnya.

Madrianto mengatakan, saat ini harga 100 ml madu kelulut dihargai Rp80 ribu dan madu lebah Rp60 ribu. Dengan terjaminnya pasar, maka keberlangsungan ekonomi mereka juga akan terjamin nantinya. (*/yki)

 

Ikuti berita terbaru dan terkini dari Langgam.id. Anda bisa bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update di tautan https://t.me/langgamid atau mengikuti Langgam.id di Google News pada tautan ini.

Baca Juga

Longsor di Sungai Landia Akibatkan 2 Warga Meninggal, Banjir di Pessel Genangi Jalan
Longsor di Sungai Landia Akibatkan 2 Warga Meninggal, Banjir di Pessel Genangi Jalan
Sumbar Agresif Budidaya Lebah Madu Galo-galo, Harga 1 Liter Mencapai Rp1 Juta
Sumbar Agresif Budidaya Lebah Madu Galo-galo, Harga 1 Liter Mencapai Rp1 Juta
Pemkab Pessel dan KKI Warsi Dorong Masyarakat Kelola Perhutanan Sosial
Pemkab Pessel dan KKI Warsi Dorong Masyarakat Kelola Perhutanan Sosial
Sebelum Ditemukan Tergantung di Pohon, Ini Pesan Ayah di Pessel ke Anaknya
Hilang Selama 5 Hari, Warga Pesisir Selatan Ditemukan Tergantung di Pohon
dipimpin-ketua-dprd-pesisisr-selatan-gelar-paripurna-rapbd-tahun-2023
Dipimpin Ketua DPRD, Pesisir Selatan Gelar Paripurna RAPBD Tahun 2023
Langgam.id - Pemkab Pessel menetapkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) tahun 2023 sama dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) Rp2.742.476.
Pemkab Pessel Tetapkan UMK Sesuai UMP Rp2.742.476