Langgam.id - Manajemen PT Nusa Alam Lestari (NAL) mengklaim telah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) pertambangan batu bara. Hal ini menyikapi insiden ledakan tambang yang terjadi di kawasan perusahaan yang berada di Kota Sawahlunto tersebut.
Ledakan tambang beberapa waktu lalu itu telah menewaskan 10 orang pekerja. Selain itu, terdapat empat orang luka-luka, satu di antaranya mengalami luka bakar dan masih dalam perawatan.
Kepala Teknik Tambang (KTT) PT NAL, Dian Firdaus menegaskan, investigasi mulai dilakukan. Namun sebelumnya, pihaknya mengaku sedikit bingung kenapa ledakan bisa terjadi.
Sebab, kata Dian, sebelum kejadian maupun setiap aktivitas pertambangan SOP sudah dilakukan oleh kepala lubang. Di antaranya memonitoring gas oleh kepala lubang pada pagi hari.
"Hasil pengecekan gas di dalam lubang tambang oksigen normal sebanyak 20,7 persen, karbondioksida nol, H2S nol dan CH4 juga nol," ujar Diam di Padang, Selasa (13/12/2022).
Dian mengungkapkan, pengecekan lain juga dilakukan seperti sistem penyangga kayu, transportasi dan ventilasi. Setelah dinyatakan aman, para pekerja baru masuk ke dalam lobang. "Akan tetapi berselang waktu sepuluh menit baru terjadi ledakan," ungkapnya.
Saat ledakan terjadi, pihak PT NAL langsung melakukan evakuasi mandiri. Hasil informasi yang didapat ketika itu, ternyata banyak pekerja berada di dalam lobang.
"Kami segera minta bantuan ke perusahaan tetangga, Basarnas, Kepolisian dan TNI. Pada pukul 10.00 WIB mulai ada korban yang bisa dievakuasi hingga pukul 18.00 WIB seluruh korban telah dievakuasi," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, ledakan tambang batu bara terjadi Jumat (9/12/2022) sekitar pukul 08.30 WIB. Perusahaan tambang batu bara PT NAL ini legal.
Saat kejadian, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumbar Irjen Pol Suharyono langsung mendatangi lokasi. Ia menyebutkan, ledakan tambang batu bara diduga diakibatkan gas mentan.
"(Penyebab) gas metan. Kami juga akan mengecek lagi dengan pengelola, bagaimana selama ini SOP untuk mendeteksi bahwa di kedalam tertentu ada gas metan," ujar Suharyono saat meninjau lokasi tambang.
Baca juga: Kapolres Sawahlunto Besuk Korban Kecelakaan Tambang
Suharyono menyebutkan, seharusnya ada standar keselamatan jika ada letupan akibat gas metan. Pihkanya akan melakukan penyelidikan. "Sehingga antisipasi ada, bagaimana memberikan tanda-tanda," katanya.
—