Langgam.id - Virus Corona (Covid-19) kian merebak di Sumatera Barat (Sumbar), termasuk ke daerah-daerah seperti Kota Sawahlunto. Bahkan, data hingga saat ini, Kamis (2/4/2002) sebanyak 13 warga Sumbar dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Dengan demikian, tentunya seluruh pihak diharapkan terlibat dalam memerangi virus yang mematikan tersebut. Mulai dari warga yang diminta untuk tetap berada di rumah agar penyebaran Virus Corona dapat diminimalisir, hingga kegiatan-kegiatan positif yang dapat dilakukan secara mandiri, seperti yang dilakukan sejumlah pemuda di Kota Sawahlunto contohnya.
Sekelompok pemuda di Kota Sawahlunto saat ini berinisiatif membuat Alat Pelindung Diri (APD) berupa faceshield (pelindung wajah) dan juga memproduksi Hand Sanitizer secara mandiri. Hal itu dilakukan agar Virus Corona dalat diatasi sesegera mungkin.
Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Satuan Gugus Tugas (Satgas) Peduli Sawahlunto bekerjasama dengan Dewan Kerajianan Nasional (Dekranasda) Kota Sawahlunto hingga saat ini telah memproduksi sebanayak 400 unit faceshield.
Peralatan itu juga sudah disalurkan ke rumah sakit serta sejumlah puskesmas di daerah tersebut.
Rahmad Zoraldi, pemuda asal Kota Sawahlunto yang merupakan inisiator pembuatan faceshield dan Hand Sanitizer itu menyebutkan, pembuatan peralatan itu bahan bakunya dibantu Dekranasda. “Kalau bahan baku dari Dekranasda, kita (pemuda) membantu untuk memproduksi,” ujarnya melalui rilis yang diterima Langgam.id, Kamis (2/4/2020).
400 unit faceshield yang telah dibagikan, kata Zoraldi, diproduksi dalam jangka waktu empat hari. “Selaian untuk fasilitas kesehatan, faceshield itu juga kita bagikan kepada petugas yang berjaga di wilayah perbatasan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, selain faceshield, kata Zoraldi, ia dan teman-temannya juga memproduksi cairan disinfektas serta Hand Sanitizer. “Itu kita sumbangkan ke Gudang Farmasi Sawahlunto untuk membantu petugas menangani corona,” ucapnya.
Sebenarnya, kata Zoraldi, pembuatan APD, disinfektan serta Hand Sanitizer itu tidak terlalu sulit, asalkan kita mau. “Kami belajar dari google, tapi hal itu juga kami konsultasikan terlebih dahulu dengan pihak kesehatan, apakah layak atau tidak untuk digunakan,” ungkpanya.
Lalu, Zoraldi dan teman-temannya mengaku juga akan memproduksi masker. “Jika ada permintaan, akan kami produksi, karena memang saat ini peralatan tersebut langka di pasaran,” katanya. (*/ZE)