Langgam.id - Peternak di Kabupaten Agam didorong memanfaatkan pakan alami secara optimal. Selain potensi pakan alami di Agam cukup besar, hal ini juga dinilai sebagai salah satu solusi menurunkan biaya produksi.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Agam, Afniwirman, saat membuka bimbingan teknis (Bimtek) Budidaya Ternak dan Pakan Alami di Aula Tabek Mandi Sikabu, Koto Tuo, Kecamatan IV Koto, kemarin, sebagaimana dilansir dari AMCNews.
Bimtek yang berlangsung selama dua hari tersebut diikuti puluhan peternak dari berbagai kelompok ternak di Agam.
Afniwirman menyampaikan, pihaknya terus mengupayakan bagaimana para peternak bisa mendapat keuntungan dalam budidaya ternaknya.
“Salah satu cara kita agar peternak meraup untung itu yakni dengan membantu mereka menurunkan biaya produksi,” ujarnya.
Afniwirman melanjutkan, biaya produksi bisa diturunkan dari segi penggunaan pakan. Saat ini kata dia, masih banyak peternak yang memanfaatkan pakan pabrikan yang tentunya membesarkan pengeluaran biaya produksi.
“Biaya ini bisa dikurangi dengan opsi memanfaatkan pakan alami,” sebutnya.
Menurutnya lagi, potensi pakan alami di Agam cukup mendukung untuk mensuplai komposisi dasar bahan pakan ternak. Potensi itu seperti rumput, sagu, jagung, dedak, dan dedaunan lainnya.
“Selama ini, peternak menganggap pakan alami itu hanya rumput. Padahal banyak yang lainnya, seperti jagung dan sagu. Ini bisa dijadikan pakan alternatif melalui proses fermentasi,” ucapnya.
Pakan alternatif itu imbuhnya lagi, di samping biayanya murah juga tahan lama sehingga bisa dilakukan penyimpanan.
Dikatakan, dengan adanya pakan yang bisa disimpan, maka peternak tidak perlu repot lagi menghabiskan waktu tiap hari mencari rumput.
“Selain pakan alami, pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk bagi tanaman juga menguntungkan. Ini bisa menekan biaya pengeluaran peternak untuk kebutuhan pupuk anorganik bagi kesuburan tanamannya,” jelasnya.
Afniwirman menambahkan, populasi ternak di Agam gambarannya masih terbilang bagus. Ini ditandai dengan jumlah pemotongan sapi kurban saat perayaan Idul Adha 1444 Hijriah lalu sebanyak 5 ribu ekor lebih kuotanya masih terpenuhi dengan stok sapi lokal.
Saat ini ungkapnya, peluang pengembangan ternak sapi di Agam masih terbuka lebar menyusul ketersedian pakan yang melimpah.
Untuk memberi dukungan lebih dalam pengembangan sektor peternakan di daerah itu, pihaknya bahkan menambah areal pembibitan seluas 60 hektar di Nagari Pasia Laweh, Palupuah.
“Kita berencana akan bentuk UPT peternakan di Pasia Laweh dan sejauh ini progresnya berjalan baik. Para peternak bisa mengembangkan ternaknya di sini dengan sistem bagi hasil. Konsep pola kerjasamanya akan berpihak pada masyarakat,” jelasnya.
Terakhir ia mengimbau agar peternak di Agam tidak lagi memposisikan profesi beternak di level bawah.
“Jika digeluti dengan baik dan serius maka beternak akan jadi profesi yang sangat menguntungkan,” pungkasnya. (*/Yh)