Langgam.id - Ratusan petani yang tergabung dalam Serikat Penati Indonesia (SPI) Cabang Pasaman Barat (Pasbar) menggelar long march dan aksi damai di depan kantor Bupati Pasaman Barat, Senin (26/9/2022).
Long march dan aksi damai itu digelar untuk memperingati Hari Tani Nasional ke-62, dan mereka meminta agar Undang-undang Agraria direalisasikan serta menuntut semua konflik pertanahan diselesaikan pemerintah.
Aksi damai itu juga diwarnai dengan aksi teaterikal, menggambarkan penderitaan petani di Pasaman Barat yang mati-matian berjuang mempertahankan tanah mereka.
Ketua SPI Cabang Pasaman Barat, Januardi mengatakan, ratusan petani ini datang dari perwakilan basis-basis yang ada di Kabupaten Pasaman Barat.
Momen peringatan hari tani nasional ini, kata Januardi, diharapkan bisa menjadi momen penyelesaian konflik agraria. Hingga hari ini, beberapa basis SPI masih berjuang mendapatkan hak mereka, baik berupa tanah atau plasma dari sejumlah perusahaan.
"Aksi damai ini diikuti sekitar 300 petani, yang datang baru perwakilan basis yang ada di Pasaman Barat," ujar Januardi, Senin (26/9/2022).
Selain long mach dan menyampaikan orasi, ratusan petani tersebut juga menyerukan beberapa tuntutan, di antaranya, meminta pemerintah melaksanakan reforma agraria sejati, dalam rangka pemenuhan hak asasi petani.
Lalu, mereka meminta agat didirikan kampung reforma agraria di Pasaman Barat secepatnya, cabut HGU perusahaan yang merampas hak petani, tolak perpanjangan HGU perusahaan yang bersengketa dengan petani, bagikan tanah terlantar kepada petani, hentikan kriminalisasi dan intimidasi terhadap perjuangan petani dan masyarakat adat , dan meminta Tim GTRA Pasaman Barat yang sudah dibentuk segera selesaikan konflik agraria.
Januardi menambahkan, perjuangan SPI bersama masyarakat petani sesuai dengan amanat undang-undang, agar hak atas tanah bisa dikembalikan kepada masyarakat.
SPI mengakui, selama ini pemerintah daerah sudah memberikan dukungan kepada masyarakat mendapatkan haknya, namun kedepan perlu tindakan tegas berbagai pihak, mengingat kondisi sengeketa tanah dan perjuangan masyarakat Pasaman Barat saat ini sangat banyak.
"Ribuan masyarakat Pasaman Barat saat ini sedang memperjuangkan hak mereka, kami mohon pemerintah daerah hingga pusat bantu masyarakat," ungkapnya.
Sesampai di depan kantor bupati, perwakilan petani dari berbagai basis menyampaikan aspirasi mereka. Bahkan beberapa dari masyarakat sempat menangis, sambil menyampaikan penderitaan dan intimidasi yang mereka terima selama berjuang mendapatkan hak.
"Kami mohon pak, kembalikan hak dan tanah kami pak, mohon bantu kami," ujar Yusneti salah seorang anggota SPI sambil menangis di depan perwakilan pemerintah dan tim pengamanan.
Pasca berdiskusi di depan pagar kantor bupati, akhirnya ratusan masa tersebut di tarik masuk oleh perwakilan pemerintah daerah ke teras Kantor Bupati untuk melanjutkan diskusi.
Asisten II Pemkab Pasaman Barat, Joni Hendri mengapresiasi aksi damai petani dari SPI. Pemerintah akan berupaya memberikan kesejahteraan petani dan masyarakat. Terkait sejumlah tuntuttan masa, Ia bersama perwakilan lainnya akan menyampaikan langsung kepada Bupati setelah sampai di Pasaman Barat.
Baca juga: Jokowi Dijadwalkan Kunjungi Pasaman Barat Oktober 2022, Ini Agendanya
"Kami akan sampaikan semua keluh kesah dan tuntuttan masyarakat kepada pak bupati," ujarnya.
Setelah menyampaikan aksi lanjutan dan diskusi, ratusan petani tersebut kembali ke titik kumpul, dan bubar dengan tertib. (DK)
—