Langgam.id- Kabupaten Pesisir Selatan mengalami kekurangan sarana alat kesehatan (Alkes) untuk pemeriksaan atau deteksi dini terhadap orang dalam pantauan (ODP) dan notifikasi.
Keberadaannya penting, sebab ODP dan notifikasi berpotensi bisa menularkan virus corona (Covid-19), bagi keluarga dan masyarakat lingkungan.
Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni menjelaskan di Pesisir Selatan hingga Kamis (2/4), jumlah orang yang notifikasi ada sebanyak 2.515, ODP 220 orang, dan PDP sebanyak 3 orang.
"Mereka yang masuk pada notifikasi dan ODP ini, seharusnya bisa dilakukan pengecekan apakah diantaranya ada yang positif corona atau tidak. Sebab dengan terintensifikasinya mereka, kita bisa dengan cepat melakukan tindakan sesuai dengan hasil pemeriksaan," ungkapnya.
Lebih jauh, Hendrajoni mengatakan berdasarkan penyampaian dari dokter ahli, pemeriksaan ODP dan notifikasi dengan menggunakan rapid test belum bisa dijadikan sebagai jaminan seseorang itu positif atau negatif.
"Walaupun tidak bisa dijadikan jaminan, namun keberadaan alat itu saja kita masih minim di daerah. Dari itu saya berharap agar kendala yang dihadapi oleh daerah, terutama oleh Pessel ini, bisa mendapat perhatian provinsi maupun pusat," harapnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa pihaknya di daerah itu sudah melakukan upaya maksimal dalam memberikan kenyamanan dan keamanan kepada masyarakat terkait ancaman penularan virus corona.
"Upaya yang dilakukan tidak saja melalui pemeriksaan terhadap suhu orang yang melintas di tapal batas provinsi tetangga karena diberlakukanya pembatasan selktif. Tapi juga melalui penyediaan anggaran sebesar Rp 50 miliar melalui APBD. Dana ini bertujuan untuk menunjang kebutuhan medis yang bisa terjangkau, serta juga untuk masyarakat miskin yang terkena dampak corona," bebernya.
Ditambahkan lagi bahwa di Pesisir Selatan jumlah kepala keluarga yang terdampak ekonominya oleh wabah virus corona mencapai 60 ribu kepala keluarga, dari 120.930 KK yang ada.
"Mereka ini berasal dari keluarga petani, nelayan, tukang ojek, bahkan juga para pedagang makanan dan lainya. Mereka sekarang tidak lagi memiliki penghasilan sebagaimana sebelumnya. Sebab mereka takut keluar rumah, kalaupun ada yang beraktifitas sesuai dengan profesinya, tidak ada pelanggan yang datang, terutama sekali bagi tukang ojek dan pedagang makanan," ujarnya.
Dijelaskan lagi bahwa saat ini pihaknya juga tangah melakukan kajian terhadap kebijakan pengratisan tagihan rekening Perushaan Daerah Air Minum (PDAM).
"Karena PDAM merupakan perusahaan milik daerah, sehingga kita juga berencana akan melakukan pengratisan tagihan rekening selama tiga bulan bagi keluarga miskin yang terkena dampak wabah virus corona. Tapi rencana ini sedang kita lakukan kajian," tandasnya.
Baca juga : Pemprov Sumbar Berdayakan UMKM Lokal untuk Produksi APD Corona
Kapala Dinas Ksehatan Pesisir Selatan, Satria Wibawa menjelaskan, secara nasional orang yang positif terinfeksi virus corona masih terus bertambah.
"Agar bisa dilakukan antisipasi, sehingga perlu dilakukan deteksi dini melalui rapid test," katanya, sebagaimana dicuplik dari pesisirselatankab.go.id.
Dijelaskanya bahwa rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus corona.
Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus corona.
"Namun perlu diketahui, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Jadi, rapid test hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi virus corona atau Covid-19," pungkasnya. (Osh)