Langgam.id – Perayaan Hari Raya Natal tidak kurang dari empat hari lagi. Perayaan natal di tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mengingat penyebaran kasus covid-19 yang masih terjadi di Indonesia.
Ibadah natal akan dilakukan dalam dua cara, yakni secara online dari rumah dan ibadah seperti biasa di gereja. Untuk ibadah di gereja harus mendapatkan persetujuan dan pengawasan dari Satgas Covid-19 daerah setempat.
“Gereja-gereja sedapat mungkin tetap menyelenggarakan ibadah natal secara virtual. Bila dimungkinkan dalam koordinasi dengan satgas di lingkungan sekitar, maka protokol yang sangat ketat harus diterapkan,” ujar Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty, Senin (21/12/2020).
Kendati demikian, jemaat lebih disarankan untuk beribadah dari rumah. Menurut Pendeta Jack, beribadah dari rumah tidak akan mengurangi keimanan seseorang.
“Pada saat ini, biarkanlah natal menjadi peristiwa keluarga. Makna kristus yang hadir, memperkuat solidaritas, spiritualitas berbasis keluarga,” ucapnya.
Dalam diskusi daring yang ditayangkan akun YouTube BNPB Indonesia itu, Sekjen Keuskupan Agung Jakarta, Romo Vincentius Adi Prasojo, juga berpesan kepada jemaat yang melakukan ibadah di gereja, bahwa ada tiga hal yang harus menjadi perhatian.
Pertama, jemaat harus terdaftar secara online. Kedua, jemaat harus mematuhi protokol kesehatan sejak dari rumah hingga meninggalkan gereja. Dan Ketiga, memastikan tubuh dalam kondisi sehat.
“Kalau kapasitasnya, Kementerian Agama memberikan 50 persen tapi kami lebih hati-hati lagi, tidak boleh lebih dari 20 persen,” pesan Romo Vincen.
Sementara dari sisi medis, baik ibadah dari rumah maupun ibadah di gereja harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Jemaat yang melakukan kumpul keluarga di rumah disarankan untuk selalu memakai masker tiga lapis atau masker medis.
Hal itu dikarenakan klaster keluarga ditakutkan akan muncul saat acara kumpul keluarga dilakukan. Sehingga pencegahan dengan protokol kesehatan harus diterapkan.
“Kami sering melihat klaster keluarga. Kalau satunya kena, semuanya kena. Kalau boleh kumpul keluarga itu diminimalisir. Atau kalau kumpul keluarga, semuanya pakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak,” ujar Direktur Medik RS PGI Cikini, dr. Inolyn Panjaitan. (Fath/ABW)