Langgam.id - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi menjadi inspektur upacara Peringatan Perang Kamang ke-113. Dia menilai peristiwa Perang Kamang itu punya pengaruh besar bagi kalangan pemuda.
"Terjadinya Perang Kamang pertengahan tahun 1908 sebagai bentuk perlawanan masyarakat atas diberlakukannya pajak oleh penjajah. Walaupun hanya sebentar tapi pengaruhnya sangat besar untuk memotivasi para pemuda di Sumbar," kata Mahyeldi dalam akun Instagram, Selasa (15/6/2021).
Mahyeldi juga berpesan agar masyarakat tidak melupakan sejarah. Menurutnya, peringatan Perang Kamang bisa dijadikan titik balik.
"Memperingati Perang Kamang bisa dijadikan sebagai titik balik, untuk mengukur sejauh mana mayarakat memaknai nilai-nilai, dan semangat pejuang Perang Kamang," katanya.
"Melalui peristiwa peringatan Perang Kamang ini, sudah saatnya memperdayakan potensi nagari untuk kemajuan Sumbar yang berbasis ekonomi, mandiri, berakhlak Islami, sebagai wujud Sumbar Madani," imbuh Mahyeldi.
Untuk diketahui, Perang Kamang terjadi sebagai perlawana terhadap kolonial Belanda karena kesewenang-wenangan pajak yang diterapkan. Para tokoh yang terlibat dalam perang itu dimakamkan di TMP Perang Kamang yang diresmikan pada 15 Juni 1963 oleh Kasad Jendral A.H. Nasution.
Di TMP Perang Kamang ini terdapat makam 71 orang Pejuang Perang Kamang yang berasal dari Agam, Solok, Sijunjun dan Padang Panjang. Para pahlaean tersebut antara lain adalah M. Saleh, Dt. Rajo Panghulu, Dt. Tan Basa, Dt. S. Marajo, Siapo Kayo Labiah, Datuak Palindih, Daud Bujang Ibrahim, Malin Manangah, Malin Mancayo, Mangkuto, St. Majo Nan Gadang. (*/ABW)