Pergerakan Tanah Akibat Tambang, Dinas ESDM Sumbar: Kami Selidiki Dulu

Lokasi tanah bergerak di jalan Sumbar-Riau, tepatnya di Kabupaten Limapuluh Kota. (Foto: Polres Limapuluh Kota)

Lokasi tanah bergerak di jalan Sumbar-Riau, tepatnya di Kabupaten Limapuluh Kota. (Foto: Polres Limapuluh Kota)

Langgam.id - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumatra Barat (Sumbar) akan menyelidiki dugaan pergerakan tanah di Jorong Simpang Tiga, Kenagarian Koto Alam, Kabupaten Limapuluh Kota.

Pergerakan tanah yang terjadi sejak beberapa hari terakhir ini mengakibatkan jalan penghubung Sumbar-Riau dan 10 rumah warga rusak.

Kepala Bidang Mineral dan Batu Bara Dinas ESDM Sumbar, Jon Edward, mengatakan pergerakan tanah diakibatkan adanya aktivitas tambang hanya baru dugaan yang disampaikan Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota. Maka dari itu, pihaknya akan melakukan penelitian.

"Indikasi baru dugaan, tentu kami selidiki dulu. Kami adakan semacam penelitian terlebih dahulu. kami lihat dari mananya (tambang) yang melakukan peledakan," kata Jon dihubungi langgam.id, Senin (23/12/2019).

Jon mengakui di Nagari Koto Alam terdapat 15 tambang batu yang dikelola perusahaan secara resmi. Sementara, untuk pertambangan masyarakat telah dilakukan penertiban.

"kita lihat dari mana yang melakukan peledakan. Memang tambang di sekitar itu sudah lebih kurang lima tahun beroperasi. Aktivitas ledakan batu yang dilakukan sebagian perusahaan ada seminggu tiga kali, bahkan dua kali sehari," katanya.

Jon mengungkapkan pihaknya telah mendatangi kawasan yang terdampak dan melihat aktivitas pertambangan di dua perusahaan. Namun ia mengklaim, ledakan tidak berpengaruh terhadap pergerakan tanah hingga merusak rumah warga.

"Kami sudah melakukan inspeksi mendadak ke kawasan. Sejauh ini belum ada pengaruh ledakan terhadap rumah masyarakat. Apabila ada pengaruh terhadap retakan rumah masyarakat, kami tindaklanjuti dan tetap akan melakukan penelitian," katanya.

ESDM Sumbar memastikan inspeksi mendadak akan terus dilakukan secara bertahap ke seluruh perusahaan tambang. Selain itu, juga akan dilakukan pemanggilan terhadap pemegang IUP apakah aktivitas ledakan mereka berpengaruh terhadap lingkungan.

"Hasil dari kami turun kemarin masih menunggu, kami panggil pemegang IUP dulu apakah dari mereka sehingga berdampak. Artinya ke depan berkelanjutan kami kaji terus apakah ledakan berpengaruh," tuturnya. (Irwanda/ICA)

Ikuti berita terbaru dan terkini dari Langgam.id. Anda bisa bergabung di Grup Telegram Langgam.id News Update di tautan https://t.me/langgamid atau mengikuti Langgam.id di Google News pada tautan ini.

Baca Juga

1 Letkol dan 2 AKBP Bahas Sinergi TNI dan Polri di Luhak 50
1 Letkol dan 2 AKBP Bahas Sinergi TNI dan Polri di Luhak 50
Truk Tabrak Pembatas Fly Over Kelok 9: Terekam Kamera, 1 Orang Meninggal
Truk Tabrak Pembatas Fly Over Kelok 9: Terekam Kamera, 1 Orang Meninggal
Wako dan Bupati Kembali Hadiri Bersama Acara Perantau Luhak Limopuluah
Wako dan Bupati Kembali Hadiri Bersama Acara Perantau Luhak Limopuluah
Kerjasama Berakhir Bulan Ini, Kelanjutan Tol Padang-Pekanbaru Terancam
Dukung Tol, Warga Terdampak di Jalur Payakumbuh-Pangkalan Bertemu Wagub Sumbar
Sumbar Dapat Perluasan 200 Ribu Hektare Areal Perhutanan Sosial
Sumbar Dapat Perluasan 200 Ribu Hektare Areal Perhutanan Sosial
Pelajar Payakumbuh dan Limapuluh Kota Diskusi Pewarisan Ingatan PDRI
Pelajar Payakumbuh dan Limapuluh Kota Diskusi Pewarisan Ingatan PDRI