Langgam.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja perbankan di Sumatra Barat tumbuh positif sepanjang tahun ini. Sampai Oktober 2024, aset perbankan Sumbar bahkan mencapai Rp84,17 triliun atau tumbuh 5,07 persen.
Kepala Perwakilan OJK Sumbar Roni Nazra mengatakan secara umum kinerja perbankan di Sumatra Barat tumbuh positif dan berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"Kinerja sektor keuangan di Sumbar, khususnya perbankan masih tumbuh positif. Aset tumbuh mencapai Rp84,17 triliun. Begitu juga dengan DPK dan kredit juga tumbuh positif," katanya, dalam siaran resmi, dikutip Minggu (22/12/2024).
OJK mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan Sumbar tumbuh 4,84 persen menjadi Rp57,19 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 6,68 persen menjadi 73,35 triliun.
Sedangkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL terjaga di angka 2,34 persen. Meski sedikit meningkat dari tahun sebelumnya, namun rasio itu masih terjaga di bawah lewat aman regulator yang dipatok 5 persen.
Rasio intermediasi atau loan to deposit ratio/LDR sebesar 128,26 persen. Rasio itu menunjukkan dana dari luar Sumbar ikut berkontribusi untuk disalurkan dalam bentuk kredit di daerah itu.
Sedangkan, kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) maupun BPRS juga cukup meyakinkan, meski dibayangi NPL tinggi.
Aset BPR/BPRS Sumbar tumbuh 7,49 persen menjadi Rp2,6 triliun, dengan penghimpunan DPK Rp2 triliun atau tumbuh 5,6 persen, serta penyaluran kredit mencapai Rp2,09 persen atau tumbuh sebesar 9,05 persen.
NPL BPR/BPRS Sumbar cukup mengkhawatirkan karena mencapai angka 10,99 persen, jauh melewati angka aman yang ditetapkan OJK. Sebelumnya, NPL tahunan BPR masih berada di rentang 6 persen pada 2021, 6,17 persen pada 2022, dan 6,94 persen pada 2023. (*/Fs)