Pengusaha Peduli Pendidikan, CEO Wardah Salman Subakat Bentuk Berbagai Gerakan

Langgam.id-Salman

Salman Subakat. [foto: Rahmadi/langgam.id]

Langgam.id - Selama tiga bulan, sejak bulan Juni 2021, sebanyak 15 wartawan dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP)  angkatan ke-2.

Kegiatan ini berusaha mengembangkan inovasi tulisan-tulisan jurnalistik di bidang pendidikan.

Kegiatan yang dilakukan secara virtual selama tiga bulan itu diadakan oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation.

Jurnalis melakukan diskusi bersama dengan akademisi, pejabat Kementerian Pendidikan, dan stakeholder di bidang pendidikan.

Gerakan ini merupakan salah satu gerakan yang digagas oleh Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation (PTI), Salman Subakat.

Ia pemimpin sebuah perusahaan kosmetik kecantikan ternama di Indonesia Wardah yang juga peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia.

Salman mengatakan, gerakannya dalam bidang pendidikan bertujuan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang baik di Indonesia.

Pendidikan menurutnya, bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan pelaku dunia pendidikan semata, tetapi juga dari banyak sektor. Termasuk media, komunitas, masyarakat, dan pelaku industri seperti dirinya.

Ia menjelaskan, dengan mengikutkan banyak pihak maka akan terbentuk ekosistem yang mendukung perkembangan dunia pendidikan.

Misalnya di suatu daerah, lewat suatu gerakan maka akan ada yang berusaha mencari bagaimana potensi usaha yang bisa dikembangkan. Kemudian nantinya dalam pengembangan bisa dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak.

"Mengapa perlu mengembangkan ekosistem pendidikan, karena ekosistem akan terus tumbuh dan berkembang, semua terbuka bagi semua orang dan semua orang harus berkontribusi," katanya saat diskusi virtual dengan 15 peserta FJP, Rabu (21/7/2021).

GWPP hanya salah satu gerakan yang dimotori Salman. Dia juga memiliki banyak gerakan lain seperti gerakan Good Leader Good Teacher yang bertujuan untuk mengajak seluruh anggota masyarakat untuk berbagi pengetahuan dan inspirasi.

Kemudian ada Wardah Inspiring Teacher yang bertujuan memberikan apresiasi kepada para guru inspiratif.

Kemudian ada lagi gerakan di bidang pendidikan Semua Murid Semua Guru, Paragon Innovation Fellowship, Jabar Innovation Fellowship, Lecture Coaching Movement, Pelatihan Inspiring Lecture, INS Kayu Tanam Restoration, dan Pemimpin.id.

Berbagai gerakan di bidang pendidikan telah dilakukan berkolaborasi dengan banyak pihak sejak tahun 2015 demi membentuk ekosistem pendidikan.

Lewat berbagai gerakan itu ditargetkan bisa membentuk ekosistem pendidikan yang terus berkembang. Ekosistem yang baik juga akan memunculkan berbagai inovasi. Setiap elemen dalam ekosistem harus kuat dan semuanya penting agar bisa bertahan dan seimbang.

Salman mengatakan, dari banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengabdi, dia memilih di bidang pendidikan karena memang  berasal dari keluarga yang bersentuhan dengan dunia pendidikan.

Kakek dan neneknya merupakan seorang guru, begitu juga dengan orang tuanya yang peduli dengan dunia pendidikan.

"Kenapa pendidikan, karena saya suka pendidikan, dunia pendidikan bisa memberikan dampak migrasi sosial, seperti seorang anak petani bisa jadi menjadi direktur sebuah perusahaan lewat pendidikan," kata CEO berusia 41 tahun itu.

Hal itu menurutnya juga sesuai dengan kata-kata dari mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, bahwa pendidikan adalah senjata yang sangat kuat untuk bisa mengubah dunia. Dengan pendidikan yang baik berarti mempersiapkan Indonesia sebagai negara maju di masa depan.

Bergerak dalam bidang pendidikan menurutnya bukan hanya sekedar kewajiban dan tanggung jawab saja, tetapi juga panggilan jiwa dan passion. Hal ini seperti amanah yang harus dituntaskan dengan penuh tanggung jawab.

Direktur Center for Policy and Public Management Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Yudo Anggoro yang juga pernah bekerja sama dalam bidang pendidikan bersama Salman mengatakan, sosok Salman adalah orang yang sangat peduli dengan pengembangan pendidikan di Indonesia.

"Saya ketemu mas Salman ini sudah lama namun baru sekitar satu tahun ini lebih dekat di SPM ITB, beliau orang yang sangat peduli dengan pendidikan," katanya.

Menurutnya, Salman sering mengusung konsep membangun pendidikan dengan membentuk ekosistem pendidikan. Sehingga mengembangkan pendidikan tidak hanya dengan orang yang terlibat pendidikan,  tetapi juga bidang lainnya.

"Menurutnya beliau pendidikan harus dekat dengan dunia industri, berbagai komunitas, dan masyarakat," katanya.

Mengembangkan ekosistem pendidikan menurutnya, harus dapat melihat apa yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Kemudian melihat potensi untuk terus dikembangkan.

"Beliau ini orang yang mendorong terbentuknya ekosistem, pendidikan tidak bercerita tentang texbook dan jurnal saja yang menjadi menara gading yang tidak menyelesaikan masalah yang ada," katanya.

Bersama Paragon, Salman menurutnya, bisa menciptakan inovasi dan orang yang bertalenta untuk mensupport industri. Sehingga Indonesia tidak hanya menjadi negara pasar saja, tapi Paragon bisa menciptakan laboratorium inovasi dalam mendorong ekonomi nasional.

Baca Juga

Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Pemko Padang Gelar Pelatihan Public Speaking, Perkuat Tenaga Pendamping UKM
Aksi Kolaborasi Bangun Pondok Literasi Rosihan Anwar di Solok
Aksi Kolaborasi Bangun Pondok Literasi Rosihan Anwar di Solok
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Padang Kembali Gelar Pasar Siti Nurbaya
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Abrasi Kian Mendesak Pasir Jambak, Rumah dan Pondok Wisata Semakin Terancam
Komandan Korem (Danrem) 032 Wirabraja, Brigjen TNI Rayen Obersyl
Prajurit Yonif 133/YS Padang Gugur Diserang KKB di Papua, Jenazah Tiba di Bandara Minangkabau Malam Ini
Pertengahan pekan lalu, saya mendapat kesempatan berbicara sekitar 10 menit di sesi seminar pendidikan dalam rangka Kongress Minang Diaspora
Dari Seminar Pendidikan MDN: Dialektika yang Hilang