Penggunaan Media Informasi Instan Menurunkan Minat Baca dan Konsentrasi

Penggunaan Media Informasi Instan Menurunkan Minat Baca dan Konsentrasi

Mohamad Arkan OR. (Foto: Dok. Pribadi)

Penggunaan media informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari setiap orang. Penerapan gawai pada setiap celah kehidupan menjadi faktor utama seseorang dapat mengakses informasi sebebas-bebasnya, bahkan bisa menyebarluaskan informasi tersebut sesuai kemauan individu tersebut.

Terlepas dari baik dan tidak nya penggunaan gawai dalam kehidupan sehari-hari, kita pastinya selalu disuguhi berita menarik setiap harinya baik itu melalui sosial media, website, ataupun sumber lain pada gawai pribadi kita sendiri. Dengan banyaknya media-media instan yang menyebarkan informasi secara singkat dan cepat untuk didapatkan, membuat orang terbiasa untuk terus memakai media tersebut tanpa meneliti kembali berita yang disampaikan.

 Penggunaa media cepat dan instan seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan lain-lain dapat menurunkan minat baca seseorang karena jika orang terbiasa dengan berita yang dibacakan dan disampaikan melalui vokal orang-orang mulai bertanya “Apa guna saya membaca sedangkan saya bisa mendapat informasi dari hal yang cepat dan tidak membuang waktu?”

Dampak yang paling menonjol dari fenomena media instan ini antara lain kurangnya minat baca dan sering hilang konsentrasi karena menerima berita terlalu lama. Hal tersebut dapat kita lihat dari menurunnya minat masyarakat untuk menonton film, menyaksikan pertandingan, dan penerimaan informasi panjang lainnya. Pada zaman sekarang banyak orang yang terbiasa dengan ringkasan film tanpa harus  menonton film tersebut secara utuh, hal tersebut cukup menjadi hal yang memprihatinkan terutama untuk skena industri yang membutuhkan penonton untuk tetap bertahan.

Media informasi instan tersebut sedikit banyaknya telah mengubah gaya hidup kita sebagai masyarakat Society 5.0 yang segala sesuatu dalam kehidupan sehari-hari nya menggunakan teknologi. Tidak semua dampak nya negatif untuk kehidupan kita, terlebih dengan penggunaan teknologi pekerjaan manusia jadi lebih mudah dan efisien setiap hari nya. Tetap diperlukan kebiasaan untuk tetap membaca setidaknya untuk tetap menerima informasi yang valid dan tidak termakan informasi palsu yang bertebaran di media-media cepat yang sangat berpotensi penyebaran berita palsu di dalam nya.

Seringkali media instan menjadi alternatif dalam penyampaian informasi spontan dari pihak-pihak yang berwenang seperti kepolisian, kementrian dan lain-lain. Sehingga bukan menjadi hal yang negatif jika dibandingkan dengan penggunaan media instan yang digunakan sehari-hari. Media instan sangat diperlukan dalam keadaan seperti pantauan jalan pada masa liburan nasional yang mengharuskan penyampaian informasi secara cepat dan instan, sehingga masyarakat bisa mengetahui situasi terkini dari beberapa titik perjalannya, dan hal tersebut dapat terelisasikan dalam media-media instan seperti Instagram, TikTok dan media lainnya.

Dengan berbagai positif dan negatif nya penggunaan media instan tersebut, masyarakat kita diharapkan dapat lebih bijak dalam penerimaan informasi nya. Masyarakat harus lebih bisa mengambil informasi dari sumber lain untuk memastikan informasi yang didapat valid dan dapat dipercaya. Untuk memastikan informasi tersebut diperlukan minat baca dan konsentrasi yang cukup agar mendapatkan informasi yang sesuai, benar, dan tidak menyesatkan.

*Penulis: Mohamad Arkan OR (Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Prabowo Subianto, tokoh yang dulu dianggap abadi dalam oposisi itu, kini duduk di puncak kuasa negeri ini. Ia mewarisi warisan pemerintahan
Panggung Baru, Skrip Lama: Prabowo dan Bayang-Bayang Jokowi
Di negeri yang katanya menjunjung kebebasan akademik, seorang dosen bisa dicopot dari jabatannya hanya karena pikirannya terlalu tajam,
Kampus, Kritik, dan Ketakutan: Refleksi atas Pencopotan Ubedilah Badrun
Filsafat sebagai sebuah studi dalam menemukan kebijaksanaan turut juga andil dalam menemukan kebenaran. Kebenaran yang erat dalam kehidupan
Empirisme: Diskursus hingga Dilemanya
Pernahkah anda merasa tidak aman saat berjalan sendirian, baik siang maupun malam? Atau pernah menyaksikan tindakan pelecehan seksual?
Membongkar Stigma dan Kesenjangan Hukum dalam Kasus Pelecehan Seksual
Mungkin dari judul tulisan ini kita tersadar bahwa judul tulisan ini dapat memberikan dua tema pembahasan yang mungkin berbeda, tapi
Integrasi Nilai Kepemimpinan dalam Islam dan Dinamika Medsos Hari Ini
Istilah social butterfly merupakan ungkapan populer yang merujuk pada kemampuan seseorang dalam bersosialisasi secara efektif. Istilah ini
Social Butterfly: Pentingnya Kecerdasan Sosial dalam Kehidupan dan Perkembangannya Sejak Usia Dini